(0271) 625546
24 Juni 2024
Bacaan Alkitab :
Bahan Renungan :
Setelah perpisahan diEfesus, Paulus kemudian melakukan perjalanan panjang ke Yerusalem sesuai dengan kehendak Roh yang mendorongnya. Dan singkat cerita Paulus mulai mendapat masalah ketika mengajar orang banyak di Yerusalem, dan ia segera menghadapi banyak kecaman sampai ia ditangkap. Beruntung ketika diadili, Paulus tidak segera dibunuh karena ia adalah warga negara Romawi yang tidak bisa dikenai hukuman mati tanpa pengadilan di Roma. Hal ini yang membedakan nasibnya dari Yesus, yang kala itu tidak memiliki status warga negara Romawi sehingga bisa dijebak secara hukum. Dan kali ini, kecerdasan Paulus kembali tampak dalam caranya berkonfrontasi dengan orang-orang Yahudi dan memanfaatkan keadaan. Dengan jaminan bahwa Paulus tidak akan dibunuh di Yerusalem, ia berani berdebat, bahkan seolah mengejek dan meremehkan Imam Besar. Canggihnya, Paulus berhasil memecah Mahkamah Agama untuk berbeda pendapat.
Kaum Saduki dan Farisi adalah dua kelompok sosial yang berbeda, namun tergabung sebagai unsur dari Mahkama Agama, atau yang disebut Sanhendrin. Baik Saduki maupun Farisi adalah kelompok sosial yang berpengaruh karena mereka memiliki andil yang besar dalam mengajar sebagai Ahli Taurat serta menentukan tata-sosial dan keagamaan. Namun demikian, keduanya memiliki latar belakang teologis yang berbeda, sehingga dalam hal agama mereka memiliki cara pandang yang berbeda. Dan Paulus memanfaatkan hal ini dengan mengajukan pernyataan yang sensitif di antara mereka, yakni tentang keyakinan pada kebangkitan orang mati dan roh-roh.
Paulus menggeser fokus persoalan, yang semula ia dianggap menyesatkan, sekarang ia mendapat dukungan dari para Farisi yang lebih bisa menerima gagasannya tentang kebangkitan dan kehidupan roh. Bahkan disebutkan beberapa orang malah tampak yakin kalau Paulus memang berbicara atas karsa roh. Dan perdebatan di dalam Mahkamah Agama itu pun turut menyelamatkan Paulus dari kekacauan, sehingga ia dapat lolos dan segera diberangkatkan ke Roma. Meski terkesan seperti kebetulan, namun perjalanan Paulus ke Roma kemudian menjadi tonggak penting dari pengabaran Injilnya. Sebab dari Roma, pusat kekaisaran, kekristenan mulai mendapat perhatian dan berkembang semakin pesat.
Maka, jika kita amati, kejadian yang dialami Paulus di Yerusalem sejatinya kemalangan atau keberuntungan? Di sinilah sekurang-kurangnya kita mesti berefleksi tentang cara kerja roh yang unik, bahkan di luar jangkauan kita. Boleh jadi secara logika, apa yang dialami Paulus itu adalah kemalangan, namun di sisi lain pengalaman Paulus itu mungkin juga adalah keberuntungan karena ia setia pada imannya.
Pdt. Hizkia Fredo V., S.Si., M.Fil.