(0271) 625546

gkjbaki@gmail.com

Renungan Ibadah

22 Februari 2023

renungan Ibadah, Rabu Abu : Berilah Dirimu Didamaikan oleh Allah, LPP Sinode GKJ dan GKI SW Jateng, gereja kristen jawa, gkj, gkj baki, gereja kristen jawa baki, baki, sukoharjo, gkj klasis sukoharjo, klasis sukoharjo, klasis, sinode gkj, sinode

Rabu Abu : Berilah Dirimu Didamaikan oleh Allah

Bacaan Alkitab :

  • Yoel 2 : 1-2; 12-17
  • Mazmur 51 : 3-19
  • 2 Korintus 5 : 20 - 6 : 10
  • Matius 6 : 1-6; 16-21

Bahan Renungan :

Apa yang biasanya dilakukan oleh gereja ketika menjumpai warganya jatuh dalam dosa? Tentulah gereja akan mengadakan percakapan dan pendampingan kepada warga tersebut. Tidak jarang, tujuan akhir dari percakapan dan pedampingan adalah menyatakan bahwa warga gereja tersebut haruslah melakukan pertobatan (pengakuan dosa). Selanjutnya jika warga tersebut tidak bersedia untuk melakukan pertobatan (pengakuan dosa), maka gereja menganggap yang bersangkutan masih harus terus digembalakan sampai bersedia untuk melakukan pertobatan (pengakuan dosa).

Hari ini kita melaksanakan ibadah Rabu Abu sebagai awal memasuki Masa Pra Paska, yaitu masa untuk bertobat, yang disertai dengan berdoa, berpuasa dan bersedekah. Dalam ibadah ini akan dilakukan pengolesan abu di kening kita semua. Sejak lama, bahkan berabad-abad sebelum Kristus, abu telah menjadi tanda pertobatan. Tuhan mengingatkan mengatakan bahwa manusia berasal dari debu tanah dan akan kembali menjadi debu. Abu dioleskan di dahi sebagai tanda bahwa dosa tidak untuk disembunyikan tetapi juga tidak untuk diperlihatkan atau dipertontonkan. Dioleskan di dahi menjadi tanda agar kita selalu ingat bahwa kita lemah dan mudah jatuh dalam dosa. Untuk itu, setiap kali kita berbuat dosa segeralah mengakui dan menyesali dan datang pada Tuhan untuk bertobat dan memohon pengampunan.

Pertobatan harus muncul atas kesadaran diri sendiri dan dilakukan dari hati. Dengan tegas nabi Yoel katakan: “Koyakkanlah hatimu dan bukan pakaianmu!”. Seruan ini hendak menegaskan bahwa pertobatan bukan hanya sekedar menjadi ritual untuk menyelesaikan masalah dan penerimaan kembali dalam jemaat. Sebagaimana Daud menyatakan: “aku sendiri sadar akan segala pelanggaranku”. Dengan penuh penyesalan Daud menyatakan kesalahannya dan memohon pengampunan dari Tuhan. Nabi Natan sama sekali tidak memerintahkan Daud untuk melakukan pertobatan, melainkan hanya mengingatkan perbuatannya yang salah. Atas kesadarannya sendirilah Daud menyesali perbuatannya dan memohon pengampunan. Saat Daud memohon pengampunan kepada Tuhan, sesungguhnya ia sedang melakukan rekonsiliasi dengan Tuhan atau sedang memberi diri untuk didamaikan oleh Tuhan.

Sebagaimana Paulus nasihatkan kepada jemaat di Korintus, yang tentunya juga menjadi nasihat untuk kita semua sebagai orang percaya masa kini, agar kita bersedia memberi diri didamaikan oleh Tuhan Allah. Kesediaan memberi diri didamaikan oleh Tuhan Allah berarti kesediaan untuk mengakui segala dosa dan menyesalinya kemudian mau bertobat dan diwujudkan dengan kesediaan untuk hidup sesuai dengan ketetapan dan pengajaran Tuhan. Selanjutnya Paulus memberikan nasihat agar kita tidak menyia-nyiakan keselamatan yang telah kita terima, yang telah menjadi orang percaya. Tuhan telah mengaruniakan keselamatan bagi manusia di dalam korban kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.

Paulus katakan bahwa ia mengalami berbagai penderitaan dan kesesakan berat dalam menjalankan tugas penginjilan. Namun ia harus bisa membuktikan kredibilitas kehambaannya. Ia harus bisa bertahan dalam kesabaran (ayat 4-5), murni dan makin matang dalam berbagai kebajikan (ayat 6-8), bahkan sanggup menjadi sumber berkat untuk menguatkan dan memperkaya orang yang dilayaninya (ayat 9-10). Paulus menyampaikan semua itu sebagai ajakan kepada orang percaya, yang adalah pelayan pendamaian. Sebagai pelayan pendamaian harus memberi dirinya didamaikan oleh Allah dan harus terus menerus mengalami pembaruan dari Allah dalam manusia rohaninya.

Menjalani Masa Pra Paska berarti menjalani Masa Tobat, yang disertai dengan tindakan berdoa, berpuasa dan bersedekah. Kita diajak untuk melakukan semua itu bukan sebagai kewajiban bahkan tuntutan yang menekan kita. Kita melakukan semua itu bukan untuk dilihat orang agar dipandang sebagai orang Kristen yang saleh. Tidak seharusnya kita melakukan semua ibadah tersebut dengan kemunafikan. Dengan tegas Yesus mengecam orang-orang yang melakukan semua itu sebagai bentuk kesombongan rohani dan dipenuhi kemunafikan. Yesus mengajarkan kepada para murid-Nya dan juga kepada kita semua, agar melakukan semua ibadah tersebut dengan tulus dari hati. Marilah kita memasuki dan menjalani Masa Tobat ini dengan kesediaan memberi diri untuk didamaikan oleh Allah. Amin

kebaktian, kebaktian online, live streaming, gereja kristen jawa, gkj, gkj baki, gereja kristen jawa baki, baki, sukoharjo, gkj klasis sukoharjo, klasis sukoharjo, klasis, sinode gkj, sinode