(0271) 625546
09 April 2023
Bacaan Alkitab :
Bahan Renungan :
Maka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku." (Matius 28: 10)
Kabar yang diterima Maria Magdalena dan Maria memang mengejutkan. Namun kabar itu jelas secara seketika mengubah situasi. Para murid yang masih merasa takut dan sedih, tiba-tiba menerima perintah untuk segera ke Galilea. Sebab Yesus yang bangkit itu akan berada di sana. Meski masih dalam perasaan takut, namun kedua murid perempuan itu dapat merasakan suka cita yang besar.
Dalam Injil, Galilea bukan hanya sekedar menunjuk nama suatu tempat. Dalam peta, Galilea terletak di wilayah utara. Cukup jauh dari Yerusalem yang berada di selatan. Galilea juga bukanlah kota yang maju seperti Yerusalem, karena sebagian besar penduduk d Galilea adalah orang-orang miskin. Dan dalam rangkaian kesaksian akan kehidupan Yesus, Galilea merupakan simbol dari karya -Nya. Karena Galilea adalah titik awal d mana Yesus memulai pekerjaannya. Di sana Ia memilih para murid-murid yang pertama, dan mulai mengajar perihal Kerajaan Allah dari Galilea. Maka dalam kisah Injil, kita dapat melihat bahwa perjalanan Yesus untuk mewartakan Injil Kerajaan Allah itu, bermula dari Galilea dan berpuncak pada sengsara salib di Yerusalem.
Dengan demikian, perintah untuk kembali ke Gelilea sebenarnya bukanlah perintah yang biasa. Dalam momentum kebangkitan-Nya, perintah untuk bertemu di Galilea mengandung makna pengajaran penting bagi para muridnya. Apalagi bagi para murid yang kala itu masih bersedih dan berkabung disertai rasa takut. Kebangkitan Yesus dan perintah untuk kembali ke Galilea dapat ditafsirkan bahwa Ia hendak mengingatkan, kehidupan tidak berhenti setelah kematian-Nya. Justru dengan peristiwa kebangkitan, Yesus menunjukkan kebesaran karya Allah yang tak pernah berhenti oleh apa pun termasuk kematian.
Dalam peringatan Paskah ini, kita pun diingatkan bahwa karya itu masih berlanjut. Peringatan bisa saja berlalu, namun pekerjaan sebagai murid tidak pernah selesai. Dengan demikian, Paskah memang bukan sebatas momen ritual dan seremonial. Karena dengan Paskah, kita justru dibimbing untuk kembali ke Galilea: kembali untuk melakukan kembali pekerjaan-pekerjaan yang sudah diteladankan oleh Yesus.
Dengan demikian, jelas bahwa mengikut Tuhan pun merupakan pekerjaan yang tidak akan pernah berakhir. Beberapa penafsir mengatakan bahwa kembali ke Galilea sebenarnya adalah simbol laku pemuridan. Dengan kembali ke Galilea pasca kebangkitan, para murid dibimbing untuk melakukan kembali karya dan belajar seperti sedia kala. Bilamana kita, seperti para murid, tengah mengalami ketakutan dan nyaris putus asa di tengah situasi-situasi yang sulit, peristiwa Paskah hendaknya mengajarkan pada kita bahwa selalu ada harapan. Sebab Ia sendiri yang bangkit dari kematian sudah menyatakan kuasa-Nya. Kini perintah-Nya adalah untuk kembali mengerjakan karya dan tetap menyatakan Kabar Baik sebagaimana selalu diajarkan-Nya. Maka segeralah kembali untuk belajar menyatakan Kabar Baik!
Pdt. Hizkia Fredo V., S.Si., M.Fil.