(0271) 625546
20 Februari 2023
Bacaan Alkitab :
Bahan Renungan :
Di situ tidak akan ada lagi bayi yang hanya hidup beberapa hari atau orang tua yang tidak mencapai umur suntuk, sebab siapa yang mati pada umur seratus tahun masih akan dianggap muda, dan siapa yang tidak mencapai umur seratus tahun akan dianggap kena kutuk. (Yesaya 65:20)
Tidak ada hal yang paling dirindukan dalam hidup selain kebahagiaan. Dan barang kali hampir semua orang selalu mengupayakan kebahagiaan apapun caranya. Karena di dalam kenyataan hidup sehari-hari, kebahagiaan itu tidaklah mudah diraih. Malah sering kita temui situasi-situasi sulit yang menghimpit, dan cenderung mendorong banyak orang kepada kepanikan dan keputus-asaan. Bila situasi tersebut tidak segera diatasi, tidak mengherankan bila semakin banyak orang yang mengeluh dan puncaknya menjadi marah kepada kehidupan, sehingga mereka tidak lagi menemukan alasan untuk bersuka cita apalagi bersyukur kepada Allah
Setelah mengalami pembuangan ke Babilonia, +587-520 SM, bangsa Israel menjalani pengalaman yang kelam akan kehancuran bangsa, kebudayaan bahkan acaman runtuhnya keimanan. Hancurnya negara dan tempat ibadah merupakan titik terendah bagi landasan kepercayaan umat Israel. Karena Kerajaan dan Bait Allah adalah simbol utama dari kehidupan Israel yang segalanya ada dibawah kuasa dan penyertaan Allah semata. Jelas situasi semacam itu tidak mudah dijalani, apalagi menemukan kebahagiaan.
Namun nabi Yesaya rupanya tidak tinggal diam. Pada bagian ketiga kitab Yesaya (pasal 55-65), ada pesan penting yang disampaikannya, yakni tentang harapan. Meski dalam situasi yang suram dan terdesak, Yesaya tidak ingin melupakan janji keselamatan Allah. Karena tidak mustahil bahwa Israel akan dibangkitkan dan dibangun kembali, meski dalam kehancuran dan keterpurukan. Sebagaimana ditegaskan nabi Yesaya pada bacaan kita kali ini, di ayat yang ke17-18, bahwa;
Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati. 18 Tetapi bergiranglah dan bersorak-sorak untuk selama-lamanya atas apa yang Kuciptakan, sebab sesungguhnya, Aku menciptakan Yerusalem penuh sorak-sorak dan penduduknya penuh kegirangan. (Isa 65:17-18 ITB)
Yang artinya bahwa Allah tidak pernah meninggalkan segala yang sudah diciptakannya, dan Allah akan segera memulihkan mereka dari kehancuran. Menurut Yesaya, hal itulah yang harus selalu diyakini oleh seluruh umat Allah. Oleh sebab itu, di balik semua kehancuran, kesesakan, kesulitan dan kecemasan, nabi Yesaya hendak mengingatkan kembali kepada kita akan janji keselamatan Allah bagi umatNya. Kita diajak untuk mengerti bahwa kebahagiaan itu tidak pernah lepas dari sikap yang sedia untuk menyambut janji pemulihan hidup dari Allah. Maka, kini kita mesti belajar untuk terus setia, karena dengan iman selalu akan ada harapan
Pdt. Hizkia Fredo V., S.Si., M.Fil.