(0271) 625546

gkjbaki@gmail.com

Renungan Umum

05 Juni 2023

renungan Umum, Berani Bersaksi, Pdt. Hizkia Fredo V., S.Si., M.Fil., gereja kristen jawa, gkj, gkj baki, gereja kristen jawa baki, baki, sukoharjo, gkj klasis sukoharjo, klasis sukoharjo, klasis, sinode gkj, sinode

Berani Bersaksi

Bacaan Alkitab :

  • Kisah Para Rasul 5: 26 - 33

Bahan Renungan :

“[…] mengajar dalam Nama itu.” Demikian para Imam menyebut sesuatu yang dilakukan para rasul. Sekilas tidak ada yang aneh dari penggalan kalimat tersebut. Namun, bila kita cermati, kenapa LAI menggunakan huruf kapital untuk menuliskan “Nama itu”? Dalam Alkitab terjemahan lain, dalam Inggris misalnya, baik KJV (King James Version) maupun NIV (New International Version) sama-sama tidak menggunakan huruf kapital. Dan berdasarkan ejaan umum bahasa Indonesia penulisan dengan huruf kapital itu memang dipakai untuk memuat arti tertentu. Atau dengan kata lain, hal itu memang biasanya dimaksudkan untuk menunjukkan sifat khusus dari sesuatu. Apakah kekhususan itu?

Nama Yesus setelah kematian dan kebangkitan-Nya memiliki makna yang khas. Ketika Yesus masih hidup, nama Yesus menunjuk identitas personal dari orang atau pribadinya. Sedangkan setelah Yesus wafat dan bangkit, nama Yesus itu memiliki makna yang tidak hanya sebuah nama. Namun lebih luas, nama Yesus itu bisa mengungkapkan berbagai hal, seperti perjalanan hidup-Nya, karya-karya, pemikiran, pengalaman tentang Dia, inspirasi dari-Nya, teladan, kekuatan, refleksi, dsb., sehingga makna dari nama Yesus itu bisa dihayati secara lebih luas dari atribut identitas. Oleh sebab itu, dalam persidangan Mahkamah Agama, Petrus dan para rasul yang lain, tengah mempertahankan makna dari nama Yesus sebagai isi dari kesaksian dan pengajaran yang mereka lakukan. Dari situlah, ada pengertian yang lebih luas dari sekedar nama. Para rasul memperluas pengertiannya tentang sosok Yesus dari sebatas pengenalan personal, menjadi sebuah penghayatan yang lebih luas tentang karya besar Allah kepada manusia.

Demikian menjadi saksi tentang Yesus, berarti juga menjadi saksi dari karya Allah. Pada ayat ke 32, mereka mengaku diri sebagai saksi dari segala sesuatu yang dilakukan Allah. Dan dengan yakin, mereka menghayati betul bahwa kesaksian itu dilandaskan pada anugerah Allah yang mereka rasakan dalam Roh Kudus. Hal ini rupanya membawa dampak yang luar biasa di dalam diri para rasul. Jika semula, dalam akhir kisah-kisah Injil, mereka ditampilkan dalam ketakutan, ragu-ragu dan belum percaya, setelah mereka menerima karunia itu mereka lantas menjadi sangat berani. Tidak tanggung-tanggung, mereka tetap bersaksi meski kesaksian itu akan mengancam nyawa mereka.

renungan Umum, Berani Bersaksi, Pdt. Hizkia Fredo V., S.Si., M.Fil., gereja kristen jawa, gkj, gkj baki, gereja kristen jawa baki, baki, sukoharjo, gkj klasis sukoharjo, klasis sukoharjo, klasis, sinode gkj, sinode

Pengisi Renungan

Pdt. Hizkia Fredo V., S.Si., M.Fil.

kebaktian, kebaktian online, live streaming, gereja kristen jawa, gkj, gkj baki, gereja kristen jawa baki, baki, sukoharjo, gkj klasis sukoharjo, klasis sukoharjo, klasis, sinode gkj, sinode