(0271) 625546
08 Oktober 2023
Bacaan Alkitab :
Bahan Renungan :
Tanpa keadilan dan kebenaran tidak mungkin terwujud hidup yang baik. Dalam konteks kehidupan bernegara, jika ketidakadilan dan kebohongan merajalela, maka hanya soal waktu negara itu akan hancur (Jika diperlukan, dapat memberikan beberapa contoh). Pun demikian di dalam kehidupan keluarga, jika ketidakadilan dan kebohongan hadir, maka hanya soal waktu saja keluarga akan hancur (jika diperlukan, dapat memberikan beberapa contoh). Dengan demikian membangun sikap adil dan benar menjadi sesuatu yang penting untuk dilakukan.
Hal pentingnya membangun sikap adil dan benar diungkapkan oleh Yesaya melalui “Nyanyian Tentang Kebun Anggur”. Melalui “Nyayian Tentang Kebun Anggur” Yesaya mengungkapkan isi hati seorang pemilik kebun anggur, yang dikenalnya dengan baik (Yesaya menyebutnya dengan kata kekasihku, ay. 1). Pemilik kebun anggur ini menaruh harapan besar kepada kebun anggurnya. Dia berharap kelak bisa mendapatkan hasil yang baik dari kebun anggurnya itu. Harapannya yang besar itu tercermin dari tindakannya terhadap kebun anggurnya.
Pertama, dari tindakannya mengupayakan yang terbaik bagi kebun anggurnya.
Dia memilih lokasi yang subur bagi kebun anggurnya. Dengan tekun, ia menjaga kesuburan kebun anggurnya. Agar tanah gembur, dicangkulnya tanah itu dengan baik. Ia membuang batu-batu pengganggu kesuburan tanah (ay.1,2). Setelah memastikan kesuburan tanah, kebun anggur itu ditanaminya dengan pokok anggur terbaik (ay.2). Untuk memastikan keamanan kebun, dia membangun sebuah menara jaga untuk menjaga kebunnya (ay.2). Selanjutnya dibangunnya tempat pemerasan anggur untuk mengolah hasil panenannya kelak. Dalam hal ini, sang pemilik benar-benar yang terbaik bagi kebun anggurnya. Tindakan pemilik kebun anggur untuk mengupayakan yang terbaik, mencerminkan besarnya harapan atas setiap usahanya, yaitu kelak dapat menghasilkan buah anggur terbaik (ay.4).
Kedua, dengan harapan besar, sang pemilik kebun anggur menghancurkan kebun anggurnya ketika tidak didapatinya hasil terbaik. Kok bisa tindakan itu menunjukkan harapannya yang besar? Setelah beberapa waktu menanti, kebun anggur itu bukannya menghasilkan buah anggur yang baik seperti harapannya. Kebun anggurnya justru menghasilkan buah anggur yang masam. Hatinya hancur. Dia kecewa mendapati kebun anggurnya ternyata tidak menunjukkan hasil sesuai harapannya. Mendapati kebun anggurnya tidak menunjukkan hasil sesuai harapkan, dia pun menghancurkan kebun anggurnya tersebut (ay.5). Tindakannya menghancurkan kebun anggurnya, pada satu sisi adalah ekspresi dari kekecewaannya. Namun pada sisi lain, tindakan ini adalah proyeksi dari harapannya yang besar atas kebun anggur miliknya yaitu agar kelak menghasilkan buah anggur yang baik. Dengan demikian “Nyanyian Tentang Kebun Anggur” mengungkapkan harapan besar dari pemilik kebun anggur atas kebun anggurnya, yaitu agar menghasilkan buah terbaik.
Pemilik kebun anggur itu adalah Allah, sedangkan kebun anggur itu adalah kaum Israel (orang Yehuda) dan semua orang percaya. Adapun buah anggur terbaik yang dimaksudkan di sini adalah keadilan dan kebenaran (ay.7). Dengan memakai gambaran pemilik kebun anggur, Yesaya menyampaikan pentingnya membangun sikap adil dan benar. Tanpa sikap adil dan benar, semua akan berakhir pada kehancuran. Seperti yang dialami oleh kebun anggur tersebut yang pada akhirnya mengalami kehancuran. Melalui “Nyanyian Tentang Kebun Anggur” Yesaya menyampaikan jika sikap adil dan benar adalah sesuatu yang diharapkan Allah dimiliki oleh setiap orang percaya. Allah menaruh harapan besar agar orang percaya supaya menghasilkan sikap adil dan benar di dalam kehidupannya.
Pertanyaan selanjutnya adalah darimana memulainya?
Upaya membangun sikap adil dan benar perlu dimulai dari keluarga. Kenapa dari keluarga? Karena keluarga adalah tempat pertama dan utama bagi pembentukan nilai setiap individu, termasuk keadilan dan kebenaran. Selanjutnya nilai yang dibentuk dan dihidupi oleh setiap individu di dalam keluarga itu pada gilirannya akan membawa dampak (pengaruh) pada nilai yang dihidupi oleh komunitas yang lebih luas (gereja dan masyarakat). Selain sebagai tempat pertama dan utama bagi pembentukan nilai, keluarga adalah lingkungan terdekat yang dapat dijangkau oleh seseorang. Dengan demikian memulai dari keluarga adalah sesuatu yang solutif karena di dalam keluargalah nilai dibentuk dan dikembangkan, juga sesuatu yang realistis karena dapat dijangkau.
Lalu bagaimana caranya membentuk sikap adil dan benar itu dalam keluarga?
Untuk mewujudkan sikap adil dan benar, keluarga perlu membangun kebiasaan-kebiasaan yang mencerminkan keadilan dan kebenaran di dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, keluarga perlu dengan sengaja dan kontinu (terus menerus) mempraktikkan hal-hal yang membangun perilaku benar dan adil.
Hal pentingnya pembiasaan ini terlihat dari tindakan pemilik kebun anggur dalam bacaan kita. Agar kebun anggurnya subur, pemilik kebun anggur itu mencangkul tanahnya serta membuang batu batu yang mengganggu. Tindakan mencangkul tanah dan membuang batu-batu pengganggu merupakan tindakan yang dilakukan secara sengaja dan kontinyu (terus menerus). Dalam hal ini, tindakan mencangkul tanah juga membuang batu batu pengganggu adalah bentuk dari pembiasaan yang dilakukan oleh pemilik kebun anggur tersebut.
Pembiasaan adalah hal penting yang harus dilakukan. Keluarga perlu dengan sengaja dan kontinu (terus menerus) mempraktikkan hal hal yang membangun perilaku benar dan adil. Bisa dimulai dari kebiasaan yang sederhana, misalnya. kebiasaan berkata jujur, kebiasaan saling menghargai, kebiasaan berbagi dan kebiasaan lainnya (dapat ditambahkan kebiasaan kebiasaan sederhana lainnya). Kebiasaan-tersebut pada gilirannya akan membawa perubahan pada diri seseorang dan komunitas yang lebih luas.
Tanpa keadilan dan kebenaran tidak mungkin terwujud hidup yang baik. Allah menaruh harapan besar agar orang percaya menghasilkan perilaku adil dan benar itu. Karena ini mari bersama sama membangun sikap adil dan benar itu mulai dari keluarga kita masing masing. Selamat membangun kebiasaan berlaku adil dan benar. Tuhan menolong kita semua. Amin.