(0271) 625546
06 Maret 2023
Bacaan Alkitab :
Bahan Renungan :
Ingatlah kepada Abraham, Ishak dan Israel, hamba-hamba-Mu itu, sebab kepada mereka Engkau bersumpah demi diri-Mu sendiri dengan berfirman kepada mereka: Aku akan membuat keturunanmu sebanyak bintang di langit, dan seluruh negeri yang telah Kujanjikan ini akan Kuberikan kepada keturunanmu sebanyak bintang di langit dan seluruh negeri yang Kujanjukan ini akan Kuberikan kepada keturunanmu, supaya dimilikinya untuk selama-lamanya. (Keluaran 32:13)
Allah begitu kecewa kepada bangsa Israel yang tidak taat dan mudah menyimpang. Puncaknya, ketika orang-orang Israel membangun patung lembu emas yang mereka pikir dapat menjadi simbol yang disembah sebagai Allah. Hal itu ternyata tidak disukai oleh Allah. Allah sangat kecewa sebab Israel lebih suka menyembah sebuah berhala, daripada mensyukuri berkat keselamatan yang nyata-nyata sudah mereka terima. Mereka bahkan seolah tidak mengingat penyertaan Allah yang membebaskan mereka dari tanah perbudakan di Mesir. Bukannya memanjatkan syukur, malah mereka membuat sebuah patung yang mereka pikir itu adalah Allah.
Tidak sedikit orang yang masih berpikir bahwa setiap malapetaka yang ada di dunia adalah bentuk amarah Allah. Hal ini menjadi bisa menjadi bayang-bayang yang menakut-nakuti siapa saja yang sedang berada dalam kesulitan. Seperti halnya kita pada saat ini, ketika bencana wabah meluas, setiap orang kebingungan mencari cara untuk berdoa dan memohon pertolongan Allah. Tidak ada yang salah dengan berdoa, namun yang harus diperhatikan adalah motif yang ada di balik doa kita. Karena tidak jarang, dalam doa yang dilatari oleh keterpaksaan, yang terucap adalah seluruhnya kehendak kita. Banyak hal kita mohonkan dan sampaikan kepada Allah, untuk melakukan ini dan itu bagi kita. Demikianlah doa justru mengandung berhala, dengan menempatkan kehendak kita lebih utama daripada kehendak Allah.
Bacaan Keluaran 32, adalah contoh. Ketika bangsa Israel mengutamakan kehendaknya, Ibadah yang mereka lakukan justru menyimpang. Sebab, bukan pekerjaan Allah yang mereka ingat, namun seluruhnya berhala yang ada di pikiran mereka. Allah bisa saja menghancurkan dan memusnahkan mereka. Tetapi bukan itu yang dilakukan Allah, karen Allah itu setia pada janji-Nya. Allah berbeda dari manusia yang mudah menyimpang, karena Allah memberkati orang-orang pilihannya meski sering kali mereka tidak taat dan setia.
Maka, dalam krisis ini, sebenarnya kita, setiap orang beriman tengah diberi waktu untuk belajar menjernihkan iman kita. Kita musti bisa memilah dan menyingkirkan ego kita dalam beribadah dan doa kita kepada Allah. Karena tanpa kita minta, Allah itu setia pada janjinya untuk memberkati umat pilihannya. Allah lebih tahu apa yang baik bagi umatnya. Maka, di tengah kesulitan kita, jangan terjebak pada berhala yang ada dalam diri kita, namun marilah selalu belajar untuk bersyukur dan menyadari kembali setiap berkat, baik kecil maupun besar, yang senantiasa Allah berikan kepada kita.
Pdt. Hizkia Fredo V., S.Si., M.Fil.