(0271) 625546
03 Desember 2023
Bacaan Alkitab :
Bahan Renungan :
Jemaat yang dikasihi dan yang mengasihi Tuhan Yesus Kristus. Mulai Minggu ini kita memasuki Masa Adven dan Natal (MAN) 2023. Agar kita memiliki pemahaman dan sikap yang sama dalam menghayati masa Adven, maka pada Minggu Adven yang pertama ini kita hendak menjawab pertanyaan:
Apa itu Adven?
Kata Adven berasal dari dalam bahasa Latin “Adventus”yang berarti kedatangan. Istilah ini dulu dipakai dalam kekaisaran Romawi untuk menyambut kedatangan kaisar yang dianggap sebagai dewa. Dalam perkembangan selanjutnya, kata ini dipakai oleh pengikut Kristus untuk menyatakan bahwa Kristus adalah Raja dan Tuhan.
Kapan Masa Adven dan Natal 2023 dilaksanakan?
Masa Adven dilaksanakan 4 Minggu sebelum Natal (3 Desember 2023) dan berakhir pada hari Minggu sebelum Natal yang kebetulan jatuh pada 24 Desember 2023. Masa Adven adalah masa untuk refleksi diri, sebagai persiapan menyambut kedatangan Kristus, sesuai dengan penantian Mesias oleh umat Israel yang terungkap di dalam kitab-kitab Perjanjian Lama, juga sehubungan dengan kedatangan-Nya pada Akhir Zaman.
Periode penantian ini kerap ditandai dengan Krans Adven, yaitu rangkaian dedaunan hijau berbentuk lingkaran dengan empat batang lilin. Meskipun maksud utama dari krans adven adalah sebagai penanda berjalannya waktu, banyak gereja memaknai tiap lilin dengan tema-tema khusus, seperti misalnya lilin 'Harapan', 'Iman', 'Suka-cita', dan 'Kasih'.
Setelah masa Adven tersebut berakhir pada Malam Natal, selanjutnya memasuki masa Natal, yang dimulai dengan Ibadah Raya Natal, 25 Desember 2023 sampai dengan Minggu Baptisan Yesus, tanggal 7 Januari 2024. Seperti biasa, Pada Masa Adven dan Natal 2023 ini, kita semua diajak untuk mengikuti rangkaian kegiatan seperti Persekutuan Doa, Pemahaman Alkitab dan kegiatan lain yang bisa dipersiapkan secara kreatif oleh Gereja.
Sikap yang tepat dalam menyambut Adven.
Adven-Natal tahun 2023 menjadi momen yang istimewa
tetapi sekaligus perlu diwaspadai karena berada dalam rentang waktu kampanye capres dan caleg Pemilu 2024. Adapun tema besar Masa Adven dan Natal 2023 adalah “Menyambut Kristus dalam Pengharapan.” Tema tersebut mengajak umat di tengah perhelatan persiapan Pemilu 2024 untuk menyambut Kristus seperti yang dilakukan oleh para gembala dalam merespons berita dari malaikat. Mereka pergi untuk menyambut Kristus yang baru saja lahir. Kristus yang adalah Mesias, Yang Diurapi, Juruselamat dan Tuhan. Kata menyambut memiliki makna: menerima, memberi tanggapan/reaksi atas sesuatu, menyongsong kedatangan orang, menangkap. Di dalam kata tersebut ada makna menghargai, menghormati, mau memberikan hati, dan terbuka. Jadi, para gembala itu menerima, menanggapi, dan menyongsong dengan penuh hormat, serta dengan hati yang terbuka bagi Yesus Kristus.
Pada Minggu Adven yang pertama ini, kita hendak belajar dari cara hidup jemaat mula-mula dalam menyambut kedatangan Tuhan Yesus. Jemaat mula-mula berharap Kristus akan segera datang kembali ke dalam dunia. Pengharapan itu sangat kuat disertai keyakinan bahwa pada saat Kristus datang kembali orang percaya akan masuk ke dalam kehidupan baru dengan “langit baru dan bumi baru” yang penuh damai dan sejahtera; suatu kehidupan sorgawi yang sangat dirindukan, sebagaimana dikisahkan dalam Injil Markus 13:24-37.
Bagian ini terdiri dari dua perikop berisi peringatan dan nasihat. Pada perikop pertama penulis Injil Markus memberikan gambaran bagaimana peristiwa kedatangan Anak Manusia akan terjadi. “Tetapi pada masa itu, sesudah siksaan itu, matahari akan menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya dan bintang- bintang akan berjatuhan dari langit, dan kuasa-kuasa langit akan goncang. Pada waktu itu orang akan melihat Anak Manusia datang dalam awan-awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Dan pada waktu itu pun Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dan akan mengumpulkan orang- orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung bumi sampai ke ujung langit”. (Mark. 13:24-27).
Dari gambaran tersebut, kita bisa menyaksikan bahwa pada saat kedatangan Anak Manusia (sebutan untuk Tuhan Yesus), keadaan di bumi sedang tidak baik-baik saja, yaitu dilingkupi oleh suasana gelap dan goncangan yang nampak mengerikan. Namun suasananya menjadi lain, saat Anak Manusia sedang datang, bumi dipenuhi dengan cahaya terang diiringi oleh malaikat-malaikat yang nantinya akan mengumpulkan semua orang pilihan-Nya dari segala penjuru bumi. Jadi pada sub- bagian 1 digambarkan sejenis kehancuran berupa perpecahan, sedangkan dalam sub-bagian 2 digambarkan kemenangan berupa perhimpunan atau penyatuan.
Sayangnya, kapan persisnya Anak manusia yang akan menjadikan langit dan bumi baru itu datang, tidak ada satu orang pun yang tahu. Anak Manusia juga tidak mengetahuinya, Hanya ada satu yang tahu, yaitu Allah Bapa sendiri.
Karena tidak ada satu pun orang yang tahu kapan Dia datang, itu sebabnya Tuhan Yesus mengajak semua orang untuk hidup secara bijaksana dengan selalu berhati-hati dan berjaga- jaga. Hal ini disampaikan di perikop yang kedua (ayat 30-37). Pada bagian ini Tuhan Yesus menggambarkan kedatangan Anak Manusia seperti seorang tuan yang sedang bepergian dengan menyerahkan tanggung jawab keselamatan rumah beserta isinya kepada hamba-hambanya.
Dari penggambaran tersebut, kita disadarkan bahwa soal waktu kapan tuan kita datang, itu menjadi tidak penting. Yang terpenting adalah kita mengerjakan dengan penuh tanggung jawab apa yang sudah tuan kita percayakan kepada kita demi keselamatan rumah-Nya (Bahasa Yunani: oikos). Di dalam ilmu oikumenika, kata oikumene berasal dari kata oikos yang berarti rumah dan mene (dari meno) yang berarti tinggal. Oikomene berarti tinggal serumah. Kata ini menunjuk pada alam semesta yang digambarkan bagaikan sebuah rumah yang didiami oleh seluruh unsur ciptaan yang ada di dalamnya. Jadi, kata oikos atau rumah di sini menunjuk pada dua sisi, yakni gereja sebagai oikos atau rumah semua pengikut Yesus, dan bumi sebagai oikos atau rumah bersama seluruh ciptaan Tuhan. Dalam konteks ini, kita lebih setuju oikos yang dimaksud adalah bumi. Bumi yang kondisinya sedang tidak baik-baik saja, yang telah dipercayakan kepada kita untuk diperbaiki, dijaga dan dirawat agar menjadi lebih baik lagi, sehingga bisa ditempati oleh seluruh ciptaan Tuhan dengan penuh kedamaian dan keadaban.
Makna Adven bagi kita
Menghitung hari-hari terjadinya “akhir jaman” memang
merupakan usaha yang mengasyikan. Itu sebabnya banyak orang yang kemudian berspekulasi menetapkan hari, tanggal dan tahun kapan “akhir jaman” bakal terjadi. Namun semua spekulasi itu tidak ada yang benar. Itu sebabnya Tuhan Yesus memperingatkan dengan tegas; “Tidak ada yang tahu kapan saatnya tiba.” Dia sendiri, selaku Anak Manusia, mengaku tidak mengetahuinya. Sebab kapan saat itu tiba (akhir jaman), bukan menjadi urusan manusia. Itu adalah domainnya Allah. Dalam konteks seperti itu, yang diperlukan manusia bukan masalah pengetahuan, melainkan komitmen untuk hidup sesuai dengan apa yang dikehendaki Allah, yaitu “Tetap berkarya di tengah bumi yang sedang tidak baik-baik saja ini sambil memperhatikan makna dibalik segala peristiwa yang pernah, sedang dan akan terjadi. Banyak karya kebaikan yang bisa kita kerjakan, sesuai dengan tugas atau peran kita masing-masing di tengah keluarga, gereja dan masyarakat. Jadi tentang kapan saatnya tiba, kita serahkan saja kepada Tuhan Yang Mahatahu. Tugas kita adalah melakukan karya kebaikan, sambil menantikan kedatangan Tuhan dalam Pengharapan dan Penyerahan diri.
Selain itu, dalam melakukan karya-karya kebaikan juga diperlukan sikap dasariah seorang hamba yang selalu bersikap hati-hati atau tidak sembrono dalam menjalani hidup sambil terus berjaga-jaga atau waspada. Orang yang bersikap demikian, tidak perlu tahu kapan tuan-Nya akan datang. Sebab, bukankah ia sudah melakukan apa yang terpenting dan terbaik di dalam hidupnya, yaitu melakukan karya kebaikan sambil tetap bersikap hati-hati dan selalu berjaga-jaga. Apa gunanya orang tahu kapan tuan-Nya datang, jika tidak memiliki sikap yang demikian? Bukankah ia dapat dikatakan sebagai hamba yang sekadar tahu, tapi dalam menjalani hidup justru bersikap sembrono dan tidak waspada. Kesembronoan dalam menjalani hidup bisa merugikan diri sendiri dan orang lain.
Dalam konteks Pemilu 2024, kesembronoan kita dalam menentukan pilihan pemimpin bangsa, akan merugikan diri kita sendiri dan juga bangsa ini. Tidak menggunakan hak pilih alias GOLPUT adalah juga sikap sembrono. Sebab jika orang baik memilih golput, itu artinya negara ini sedang dipercayakan kepada orang yang tidak baik yang menggunakan hak pilihnya. Apa jadinya jika orang tidak baik memimpin negeri ini? Pasti kerugian besar akan dialami oleh bangsa kita. oleh karena itu, pesan dari mimbar ini adalah “kita jangan GOLPUT.”
Jadi, di masa Adven yang baik ini, mari kita memperbaiki sikap hidup supaya lebih bijaksana, lebih berhati-hati, lebih berguna, lebih berdampak baik dan lebih waspada. Selamat memasuki MAN 2023, Tuhan Yesus memberkati. Amin.