(0271) 625546

gkjbaki@gmail.com

Renungan Ibadah

31 Desember 2023

renungan Ibadah, Tuhan Sang Terang Pemandu Kehidupan, LPP Sinode GKJ dan GKI SW Jateng, gereja kristen jawa, gkj, gkj baki, gereja kristen jawa baki, baki, sukoharjo, gkj klasis sukoharjo, klasis sukoharjo, klasis, sinode gkj, sinode

Tuhan Sang Terang Pemandu Kehidupan

Bacaan Alkitab :

  • I Raja-raja 3: 5 - 14
  • Mazmur 147: 12 - 20
  • Yohanes 8: 12 - 19

Bahan Renungan :

Ibadah Malam Tutup Tahun 2023

Semua yang Tuhan Yesus lakukan bagi kita tersebut terjadi karena Ia adalah Sang Terang dunia, Sang Terang kehidupan! Di dalam Injil Yohanes 8:12-19 Yesus berkata kepada orang banyak: “Akulah terang dunia. Siapa yang mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang kehidupan” (ayat 12). Pernyataan yang tegas tersebut merupakan pengajaran Yesus yang berhadapan dengan orang-orang Farisi sebagai para pemimpin agama pada saat itu. Pernyataan tersebut secara tegas pula ditolak oleh orang Farisi yang tidak mengenal jalan Sang Terang di dalam diri Yesus Kristus. Ungkapan tersebut nampaknya hendak menekankan perbedaan yang tegas antara pengajaran Yesus dengan apa yang diajarkan orang-orang Farisi.

Orang-orang Farisi sebagai para pemimpin agama pada saat itu cenderung menjadikan dirinya sebagai pusat dalam hidup bermasyarakat. Mereka lebih mengutamakan ajaran mereka sendiri daripada memikirkan rakyat yang pada saat itu berada dalam penderitaan karena penjajahan romawi. Semua itu menempatkan mereka dalam kegelapan yang menyesatkan.

Di dalam kondisi seperti itu, mereka menuduh Yesus dengan berbagai dalih. Oleh karena itu Yesus menjawabnya secara cerdik dan bijaksana dalam ayat 17-18, “Dalam kitab Tauratmu ada tertulis bahwa kesaksian dua orang adalah sah. Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi tentang Aku.” Melalui pernyataan ini Yesus mau menegaskan bahwa kesaksian-Nya sangat sah karena Ia bersaksi bersama Bapa, bukan lagi sebagai kesaksian manusia. Tuhan Yesus menegaskan bahwa terang ilahi yang ada di dalam diri-Nya, yang penuh dengan kuasa akan memandu kehidupan manusia dalam menjalani kehidupan.

Melalui pernyataan-Nya itu kita melihat bagaimana Tuhan Yesus menjelaskan siapa diri-Nya berhadapan dengan orang-orang Farisi yang menggambarkan kesesatan hidup yang selalu bisa muncul dalam berbagai wujud di dalam kehidupan yang kita jalani. Melalui pengajaran-Nya, sebagai terang dunia, Tuhan Yesus menegaskan bahwa hanya Dia yang bisa memandu setiap orang untuk menjalani kehidupan, bukan di dalam kege-lapan melainkan di dalam terang. Memiliki terang merupakan landasan hidup yang kuat untuk seseorang tidak tersesat karena kegelapan seringkali mengendalikan dan menguasai kehidupan seseorang. Orang mesti dibebaskan dari kegelapan tersebut.

Terkait hidup di dalam terang, mari kita mencoba menelisik dan mengevaluasi kebiasaan masyarakat yang telah menjadi tradisi kebanyakan orang menjelang tahun baru. Ada yang masih sibuk dengan pekerjaannya. Ada yang sibuk dengan perayaan atau pesta yang menjadi euphoria (perasaan gembira yang berlebihan atau kesenangan sesaat) yang bisa menyesatkan karena pesta tersebut diisi dengan minuman keras dan hal-hal lain yang membawa orang kepada kegelapan hidup. Ada pula orang-orang yang berliburan dengan menghabiskan uang atau bahkan ada yang sampai berhutang demi gengsi semata. Dan masih banyak lagi contoh yang lain.

Yang mesti kita kritisi dari kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah bahwa acara-acara tersebut hanya memuaskan kesenangan duniawi semata, padahal ada banyak yang mesti kita lakukan. Acara-acara tersebut seringkali tidak memberikan ruang untuk mengambil waktu sejenak berefleksi mensyukuri anugerah Tuhan yang telah menghantar sampai di akhir tahun yang sudah terlampaui.

Ada banyak pengalaman hidup yang seringkali menempatkan kehidupan kita berada di dalam kegelapan, misalnya seperti ketika kita mengalami sakit dan penderitaan, kegagalan dan keputusasaan, juga ketika yang kita harapkan tidak sesuai dengan kenyataan yang terjadi. Namun saat ini kita disadarkan untuk selalu sadar dan kembali mengikuti jalan Tuhan sebagai Sang Terang yang memandu kehidupan kita.

Realitas kegelapan hidup tersebut menyadarkan kita pentingnya selalu dipandu oleh Tuhan Sang Terang dalam melanjutkan kehidupan. Hanya dengan berjalan dalam terang Tuhan, maka seseorang mempunyai hikmat yang benar, yang bersumber dari Tuhan. Kisah pengalaman hidup Salomo yang berdoa meminta hikmat dari Tuhan menjadi inspirasi bagi kita untuk meminta kepada Tuhan, yaitu sesuatu yang kita paling butuhkan untuk menjalani kehidupan, bukan untuk memuaskan keinginan kita

Sebagai seorang raja, Salomo tentu membutuhkan kekayaan dan kemuliaan, namun apa artinya kekayaan dan kemuliaan tanpa hikmat Tuhan yang menyertainya. Tanpa hikmat Tuhan, kekaya- an dan kemuliaan pasti tidak akan berdampak untuk kehidupan yang lebih baik sebagaimana yang Tuhan kehendaki, bahkan bisa disalahgunakan. Hanya ketika seseorang dilingkupi Terang Ilahi maka ia mampu meminta sesuai dengan hikmat Tuhan yang dibutuhkan bukan sekadar yang diinginkan. Melalui pengalam- an hidup Salomo, kita belajar bahwa doa bukanlah saat kita meminta sesuai dengan kehendak kita, melainkan menjadi saat di mana kita diajak untuk mengenali apa yang menjadi kehendak Tuhan dalam diri kita bagi Tuhan dan sesama.

Mari kita menutup tahun 2023 ini dengan meminta terang dari Tuhan dengan menyanyikan Pelengkap Kidung Jemaat 308 dengan penuh penghayatan dan kita ulangi 3 kali:

Yesus, terang-Mu pelita hatiku.
Jangan keg’lapan menguasaiku.
Yesus, terang-Mu pelita hatiku.
Biar selalu kusambut cinta-Mu!

kebaktian, kebaktian online, live streaming, gereja kristen jawa, gkj, gkj baki, gereja kristen jawa baki, baki, sukoharjo, gkj klasis sukoharjo, klasis sukoharjo, klasis, sinode gkj, sinode