(0271) 625546
07 Januari 2024
Bacaan Alkitab :
Bahan Renungan :
Jemaat yang dikasihi Tuhan, menurut Kalender Liturgi, hari ini adalah Minggu Pembaptisan Tuhan, sedangkan kemarin, tanggal 6 Januari adalah Peringatan Epifani. Mengapa kita mera- yakan hari Pembaptisan Tuhan?
Peristiwa pembaptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis mengandung makna yang sangat penting dalam rangkaian karya Penyelamatan Allah atas manusia. Keempat Injil (Matius, Markus, Lukas, Yohanes) mencatat peristiwa pembaptisan Yesus. Hal tersebut mengisyaratkan betapa pentingnya peristiwa tersebut. Dalam kesempatan ini kita akan mempelajari dan merenungkan secara khusus kesaksian Injil Markus, yang tertulis dalam Markus 1:4-11.
Pada pendahuluan Injilnya, Markus menyebutkan tiga tokoh yang sangat penting dalam karya penyelamatan Allah. Ketiga tokoh itu ialah Yesaya (ayat 2), Yohanes Pembaptis (ayat 4) dan Yesus (ayat 9). Sangat menarik memperhatikan arti dari nama-nama tersebut. Yesaya dalam bahasa Ibrani Yəšaʿyāhū yang artinya “Tuhan adalah penyelamat”. Yohanes dalam bahasa Yunani Ιωάννης - Ioannes; "Tuhan adalah baik/pemurah". Yesus dalam bahasa Yunani Iēsoûs berasal dari bahasa Ibrani Yĕhōšhuă', Yosua atau bahasa Aram Yēšhûă', yang berarti “Tuhan menyelamatkan”. Dengan menampilkan tiga tokoh tersebut, Markus menunjukkan adanya kesinambungan karya penyelamatan yang dikerjakan Allah di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Yohanes Pembaptis adalah orang yang dinubuatkan Yesaya sebagai utusan yang akan mempersiapkan jalan bagi Sang Penyelamat. Markus menunjukkan totalitas dan kesung- guhan Yohanes Pembaptis dalam melakukan tugasnya. Kete- rangan yang menyebutkan bahwa Yohanes Pembaptis makan belalang dan madu hutan menunjukkan bahwa ia menjalani hidupnya dengan memakan makanan tertentu saja. Ia tidak sama dengan kebanyakan orang yang terbuai oleh kesenangan dunia. Yohanes Pembaptis menyerukan panggilan untuk berto- bat dan memberitakan pengampunan dosa. Banyak orang datang kepadanya, mereka mengaku dosa dan dibaptis di sungai Yordan (ayat 5). Baptisan yang dilakukan Yohanes ini adalah baptisan pertobatan.
Baptisan pertobatan dikerjakan bagi orang-orang berdosa yang menyadari dan menyesali dosanya. Jadi, baptisan pertobatan ini tentu saja tidak cocok dilakukan kepada yang tidak berdosa, yaitu Yesus Kristus, Sang Mesias. Yohanes Pembaptis memberi kesaksian tentang Sang Mesias yang akan datang sesudah dia. Yohanes menyebutkan bahwa “Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa ....” (ayat 7). Yang lebih berkuasa itu akan datang. Bukan Yohanes Pembaptis dan manusia yang akan datang kepada Dia. Tetapi Dialah yang akan mendatangi manusia. Ia berkuasa mengampuni dosa dan akan mengaruniakan Roh Kudus pada setiap orang percaya. Karena itu Yohanes memandang dirinya tidak layak sekalipun hanya untuk membuka tali kasut Sang Juruselamat.
Apa yang diberitakan Yohanes Pembaptis itu digenapi oleh Yesus dari Nazaret, “Pada waktu itu datanglah Yesus dari Nazaret...” (ayat 9). Perhatikan kata “datanglah”! Juru Selamat itu datang, Dia menghampiri, Dia mendekati, Dia menjumpai manusia berdosa. Sejatinya, memang bukan manusia yang mendatangi Allah, karena manusia tidak bisa menghampiri Allah. Sebaliknya, Allah yang berkenan menghampiri, menda- tangi manusia berdosa dengan kuasa dan cinta-Nya.
Dalam diri Yesus dari Nazaret itu, Allah bukan hanya mendatangi manusia berdosa tetapi Ia juga merendahkan diri-Nya untuk dibaptis oleh Yohanes. Artinya, Yesus yang adalah Kristus menyediakan diri untuk menanggung dosa manusia. Paulus menerangkannya demikian: “Yang walaupun dalam rupa Allah,tidak menganggap kesetaraan dengan Allahitu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri , dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (Filipi 2:6-8). Yesus Kristus mengangkat beban dosa manusia dan meletakkan itu pada bahu-Nya sendiri. Ia memikul dosa manusia agar manusia memiliki hari depan yang penuh harapan.
Markus bersaksi bahwa pada saat Yesus keluar dari air, Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya dan terdengar suara dari surga: “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada- Mulah Aku berkenan” (ayat 11). Perhatikan bahwa Roh Kudus turun dan suara dari surga terdengar pada saat Yesus keluar dari air, berarti setelah Yesus dibaptiskan. Artinya bahwa pembap- tisan Yesus oleh Yohanes merupakan bagian dari rencana, kehendak dan perkenan Allah sendiri. Selanjutnya, peristiwa turunnya Roh Kudus dan terdengarnya suara dari surga juga menegaskan keistimewaan Yesus dibandingkan tokoh-tokoh lainnya seperti Yesaya dan Yohanes Pembaptis. Para nabi diutus sebagai para pemberita keselamatan, tetapi Yesus Kristus adalah keselamatan itu sendiri.
Saudara-saudaraku yang dikasihi Tuhan, peristiwa Pem- baptisan Yesus menjadi tanda dan jaminan bahwa Allah ber- kenan menyelamatkan orang berdosa. Karena itu pembaptisan Tuhan Yesus memberikan pengharapan bagi setiap orang yang mau percaya kepada-Nya. Pembaptisan Tuhan Yesus merupakan tanda akan adanya hari depan yang penuh harapan.
Pembaptisan Tuhan Yesus juga mengajarkan kepada setiap orang yang telah dibaptis dalam nama Yesus (Bapa, Anak dan Roh Kudus) untuk: