(0271) 625546
19 Mei 2024
Bacaan Alkitab :
Bahan Renungan :
Penderitaan dapat diibaratkan sebagai teman setia yang selalu ada dan menemani perjalanan kehidupan kita karena penderita dapat dialami oleh siapa pun dalam kehidupannya. Saat ini ada banyak hal yang membuat kita mengalami penderitaan hidup, di antaranya permasalahan/kesulitan hidup, kekecewaan, kegagalan dan bencana alam. Tidak jarang penderitaan itu menjadikan kita merasa tidak berdaya dan bahkan putus asa dalam menjalaninya. Melalui bacaan-bacaan di minggu Pentakosta ini kita dikuatkan karena dalam segala pergumulan dan penderitaan kehidupan kita, Allah terkhusus melalui Roh Kudus yang tercurah di hari Pentakosta senantiasa dekat, memelihara dan memampukan kita menjalani dan menyelesaikan setiap derita dan pergumulan kehidupan kita dengan baik dengan menuntun kita ke dalam kebenaran.
Bacaan Mazmur memaparkan bahwa Allah itu menjaga dan memelihara kita dan seluruh ciptaan-Nya. Allah senantiasa menyertai perjalanan kehidupan seluruh ciptaan-Nya, Ia selalu memperhatikan dan menjaga agar semua berjalan dengan baik. Allah memelihara kita dan seluruh ciptaan-Nya dengan memberi makan sampai kenyang. Artinya Allah ingin memastikan semua ciptaan-Nya termasuk kita mampu mencukupi segala kebutuhan kehidupan dengan baik..
Kisah Para Rasul 2:1-21 mengisahkan pada hari Pentakosta, saat orang Yahudi dari berbagai bangsa dengan sukacita berkumpul untuk memperingati Allah memberikan Hukum Taurat kepada bangsa Israel melalui Musa di gunung Sinai dan mensyukuri hasil panen, walaupun para murid juga berkumpul di Yerusalem tetapi mereka dalam keadaan yang tidak baik-baik saja, mereka tidak mengalami sukacita, sebaliknya mereka mengalami kesedihan dan keterpurukan. Mereka mengalami kesedihan karena kehilangan Tuhan Yesus yang naik ke surga. Mereka terpuruk karena kehilangan pegangan dan harapan hidup. Semakin terpuruk karena untuk menantikan penggenapan janji turunnya Roh Kudus, mereka harus tinggal di tengah-tengah orang-orang yang pernah menyalibkan Tuhan Yesus.
Di tengah-tengah kesedihan dan keterpurukan kehidupan para murid, di hari Pentakosta itu, Roh Kudus yang berupa lidah-lidah api hinggap di kepala mereka dan memulihkan kehidupan mereka. Kesedihan dan keterpurukan yang mereka alami diubah menjadi sukacita, semangat dan keberanian bersaksi tentang kebaikan dan karya Allah kepada banyak orang. Karya Roh Kudus juga memperlengkapi para murid bersaksi dengan memakai bahasa-bahasa lain seperti yang disuruh Roh Kudus untuk mengatakannya. Roh kudus juga memulihkan kehidupan Petrus sehingga ia mempunyai keberanian yang luar biasa untuk menyampaikan karya keselamatan di dalam Kristus. Karena karya Roh Kudus itulah membuat semua orang mampu mendengar sesuai dengan bahasa mereka dan menjadi mengerti tentang kesaksian para murid.
Dalam suratnya kepada jemaat Roma, Rasul Paulus menyadari bahwa kehidupan yang dijalani semua orang termasuk jemaat Roma penuh dengan penderitaan, terkhusus penderitaan karena dosa. Karena penderitaan itu semua orang mengeluh karena merasakan beratnya kehidupan. Di tengah-tengah keluhan dan beratnya kehidupan, Rasul Paulus memberikan harapan bahwa Roh Kudus yang hadir dan berkarya dalam kehidupan adalah Roh yang senantiasa menolong dalam arti menguatkan dan memampukan mereka menjalani dan menyelesaikan setiap penderitaan hidup dengan baik dan benar. Bahkan Roh Kudus turut berdoa untuk membantu mereka menyampaikan keluhan-keluhan kepada Allah. Sehingga mereka akan tetap mampu menjalani kehidupan dengan tabah dan setia.
Agar kita senantiasa mengalami karya Allah yang memelihara, memulihkan dan melengkapi itu, Roh Kudus senantiasa membimbing kita ke dalam kehidupan yang benar yaitu kehidupan yang senantiasa dekat dan menaati kehendak Allah. Roh Kudus senantiasa menginsafkan akan dosa, yaitu menyadarkan kita bahwa setiap orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dengan usaha atau kemampuan sendiri tidak mampu menyelamatkan dirinya dari hukuman dosa, kita membutuhkan Tuhan Yesus Sang Juru selamat. Sehingga dalam menjalani kehidupan, kita perlu melakukan pertobatan yaitu mengakui dosa serta kelemahan dan bersedia memperbaiki diri agar semakin baik dan memberkati orang sekitar kita. Roh Kudus senantiasa menginsafkan akan kebenaran yaitu menyadarkan dan menegaskan bahwa pengurbanan Tuhan Yesus yang mati di kayu salib merupakan sebuah karya yang melepaskan kita dari belenggu dosa itu adalah sebuah kebenaran. Dan bagi orang yang percaya dan berserah akan mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan hidup. Sehingga dalam menjalani kehidupan, kita perlu percaya kepada Tuhan Yesus dan berani menyerahkan kehidupan kita dan mengandalkan-Nya dalam segala peristiwa dan keadaan kehidupan. Roh Kudus senantiasa menginsafkan akan penghakiman yaitu mengingatkan kita bahwa Tuhan Yesus akan datang untuk menghakimi kehidupan sesuai dengan perbuatan kita. Hal ini mendorong kita untuk berjuang hidup dalam kebenaran/sesuai dengan kehendak Tuhan karena segala yang kita perbuat akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan Yesus.
Di minggu Pentakosta ini, mari kita mensyukuri karya Allah yang senantiasa memelihara kehidupan, karya Tuhan Yesus yang mengampuni dari segala dosa dan karya Roh Kudus yang menuntun kita ke dalam kebenaran. Dengan mensyukurinya kita akan mengalami pemulihan/perbaikan kehidupan dan diperlengkapi sehingga kita akan dimampukan menjalani, menghadapi serta menyelesaikan bahagia-derita dan penderitaan kehidupan dari hari ke hari dengan baik dan benar. Amin.