(0271) 625546
26 Mei 2024
Bacaan Alkitab :
Bahan Renungan :
Aku memiliki badan yang cukup tinggi; aku suka memakan berbagai macam sayuran dan buah; kulitku tak putih mulus bahkan berwarna cukup gelap; kedua telingaku besar dan sering mengibas-ngibas; kaki ku pun besar dan berjumlah empat buah; aku pun memiliki sebuah anggota badan yang panjang dan kuat; aku memakainya untuk makan, minum, memindahkan barang, bahkan mandi; hewan apakah aku? Ya benar, aku adalah seekor Gajah.
Apabila kita diminta untuk mendeskripsikan hewan, barang, tentu kita akan mampu melakukannya secara mudah jika kita pernah melihatnya. Begitu pula ketika kita diminta untuk mendeskripsikan orang tertentu, tentu tidak sesulit itu apalagi jika kita mengenalnya dengan baik. Akan tetapi bisakah kita mendeskripsikan sosok Allah?
Allah memang merupakan misteri bagi manusia. Sosok Allah tak bisa kita deskripsikan sebab Ia tak terselami. Keterbatasan dan kelemahan manusia tak mampu menjangkau apalagi menyingkap selubung misteri itu. Akan tetapi di tengah selubung misteri itu, Allah berinisiatif untuk menyatakan diri dengan menjalin relasi dengan manusia melalui karya penyelamatan-Nya. Melalui relasi ini manusia perlahan mampu mengenal Allah. Dalam sejarah kehidupan manusia, Allah telah menjalin relasi dengan banyak manusia, beberapa di antaranya terpotret dalam kesaksian Alkitab.
Sosok Allah yang maha kuasa dan memiliki daya kekuatan dahsyat dipotret oleh pemazmur. Mazmur 29 menggambarkan kedahsyatan kekuatan Allah sebagai kekuatan yang luar biasa dan bahkan melampaui peristiwa-peristiwa alam. Kekuatan yang memiliki potensi kehancuran. Akan tetapi kekuatan yang sama juga dipakai Allah untuk melindungi dan menjamin keselamatan umat-Nya. Itu terjadi ketika umat-Nya menghormati Allah sebagai Raja.
Allah yang dikenal memiliki kekuatan dahsyat tadi tentu menggetarkan siapa pun, termasuk Yesaya. Peristiwa perutusannya menjadi Nabi tentu menjadi peristiwa penyataan Allah yang luar biasa. Allah yang tak dapat dilihat secara langsung bahkan oleh Musa, menampakkan dan menyatakan diri di hadapan Yesaya. Peristiwa itu menimbulkan rasa takut dalam diri Yesaya sebab ia sadar bahwa dirinya berdosa dan dengan kuasa yang dimiliki, Allah bisa menyirnakan Yesaya. Namun Allah melakukan sebaliknya, Ia berkenan menyucikan dan memulihkan Yesaya. Bahkan Allah berkenan untuk memanggilnya sebagai Nabi utusan-Nya.
Tak hanya menyatakan diri dalam kekuatan, kedahsyatan, ataupun kekudusan-Nya, Allah juga menyatakan diri sebagai seorang pengajar bahkan juga sahabat akrab bagi manusia. Dalam bacaan Injil hari ini, tampak dalam sosok Yesus Kristus yang sedang berdialog dengan Nikodemus. Ia menunjukkan diri sebagai sosok rekan dialog yang apresiatif dan pengertian. Ia memahami keterbatasan Nikodemus dalam mengerti terkait kelahiran baru.
Kelahiran baru yang Yesus maksud adalah kelahiran dalam Roh yang berarti adanya pembaharuan hidup. Hidup yang diperbaharui berarti hidup yang telah memperoleh pemulihan sebab percaya akan karya salib Kristus. Pemulihan ini lebih lanjut dijelaskan oleh Paulus dalam suratnya kepada jemaat di kota Roma.
Pemulihan yang terjadi adalah pemulihan relasi Allah dengan umat-Nya. Setiap orang yang percaya telah dibebaskan dari relasi perbudakan sebagai “hamba”. Ia masuk dalam relasi intim sebagai anak Allah yang akan menerima pemenuhan janji keselamatan Allah. Namun Paulus juga mengingatkan bahwa anugerah keselamatan itu disertai dengan panggilan untuk hidup “menderita bersama-sama dengan Kristus” itu berarti panggilan untuk menyelaraskan hidupnya seperti Kristus. Mengambil nilai dan sifat Kristus sebagai teladan dalam kehidupan keseharian orang percaya di dalam pimpinan kuasa Roh.
Dari sini kita menemukan adanya konsep Trinitarian, bahwa Allah Bapa yang sejak permulaan membuka diri dan mengasihi dunia ini dengan segala kelemahannya. Allah kemudian datang menjelma dalam rupa Yesus Sang Anak untuk mengenal dan mewujudkan kasih solidaritas kepada manusia melalui karya salib. Umat manusia yang percaya dalam karya salib Kristus pun dipulihkan dalam relasi mereka kepada Tuhan dan dilahirkan kembali dalam karya pimpinan Roh Kudus yang membentuk manusia dalam kehidupannya yang baru. Dalam pribadi yang berbeda itu, Allah Trinitas memiliki kehendak dan inisiatif yang sama, sebab di dalam diri Allah Trinitas kita melihat kesatuan dan persekutuan ilahi yang sempurna di mana masing-masing berada di dalam yang lainnya.
Dalam kesaksian Alkitab yang kita baca dan renungkan hari ini, kita mampu mengenali akan sifat Allah yang terus digemakan baik dalam pribadi Bapa, Anak, maupun Roh Kudus. Yakni sifat Allah Trinitas yang senantiasa berinisiatif untuk mengasihi umat-Nya. Ia senantiasa memanggil umat-Nya itu untuk menyelamatkan, memulihkan dan memperlengkapi mereka. Bahkan sekalipun umat-Nya lemah dan penuh dosa.
Karya Allah Trinitas menuntun kita untuk hidup dalam persekutuan cinta kasih di tengah dunia. Sebab dalam persekutuan ketiga pribadi-Nya, Allah menunjukkan bagaimana Ia senantiasa berinisiatif mewujudkan persekutuan cinta dan kasih. Maka, jika kita sebagai orang Kristen mengaku bahwa kita dipimpin oleh Allah Trinitas, maka kita seharusnya mampu menghidupi sifat kasih-Nya itu. Kasih yang tidak hanya tersedia, namun senantiasa disediakan bagi mereka yang lemah, mereka yang tersisih, bahkan mereka yang bersalah kepada kita. Kasih yang tidak hanya menanti melainkan kasih yang mencari.
Kiranya kita dimampukan untuk tak hanya tahu dan percaya akan Allah Trinitas, melainkan menghidupi-Nya dan menyerahkan diri untuk dipimpin oleh-Nya. Tuhan mengasihi kita. Amin