(0271) 625546

gkjbaki@gmail.com

Renungan Ibadah

19 Maret 2023

renungan Ibadah, Pra-Paskah 4 : Menatap Hidup Baru, LPP Sinode GKJ dan GKI SW Jateng, gereja kristen jawa, gkj, gkj baki, gereja kristen jawa baki, baki, sukoharjo, gkj klasis sukoharjo, klasis sukoharjo, klasis, sinode gkj, sinode

Pra-Paskah 4 : Menatap Hidup Baru

Bacaan Alkitab :

  • 1 Samuel 16 : 1-13
  • Mazmur 23
  • Efesus 5 : 8-14
  • Yohanes 9 : 1-41

Bahan Renungan :

Umat yang dikasihi Tuhan,
Dalam sejarah kehidupan manusia, perang tidak pernah berhenti. Perang silih berganti terjadi diantara suku, kelompok, etnis, agama dan bangsa. Semua peperangan yang terjadi selalu menyisahkan kehancuran kehidupan, baik kematian maupun kerusakan alam sekitar perang. Perang yang viral pada saat ini adalah perang Rusia dan Ukraina. (Menjelaskan sedikit ulasan dari dasar pemikiran dampak dari perang Rusia dan Ukraina). Ditengah konflik yang tidak pernah berhenti dan kehancuran yang membuat derita serta kekelaman hidup, bagaimana kita dapat menatap hidup baru?

Ada 3 hal yang dapat kita pelajari dari bacaan leksionari pada hari ini, yaitu:

  1. Menatap pada Tuhan

    Raja Saul mengawali karier dan kehidupannya dengan baik sebagai raja bangsa Israel yang pertama. Kala dia dan bangsa Israel mentaati Tuhan dan mendengar arahan nabi Samuel, bangsa Israel dapat menatap masa depan mereka dengan bahagia. Namun semuanya berubah, ketika Raja Saul mulai beralih pandangannya kepada pujian rakyatnya dan harta rampasan dari musuh-musuhnya. Dia tidak lagi taat kepada Tuhan dan menyimpang dari arahan-Nya. (Memakai tafsiran I Samuel 16:1-13 sebagai pengembangan bagian ini).

    Akhir masa depan Raja Saul ketika Tuhan telah meninggalkannya, karena ketidaktaatannya kepada Tuhan. Tuhan memilih Daud sebagai ganti Saul, untuk mengubah masa depan bangsa Israel. Pengurapan yang dia terima dari Nabi Samuel menjadi awal perjalanan kehidupan baru bagi Daud. Raja Daud bukanlah manusia yang sempurna, memiliki dosa dan kelemahan. Namun berbeda dengan Raja Saul, yang beralih pandangannya dari Tuhan, Raja Daud tetap menatap Tuhan dalam perjalanan hidupnya. (Dapat mengembangkan bagian ini dengan tafsir mazmur 23)

  2. Mengubah perilaku

    Paulus menasihatkan Jemaat di Efesus supaya mereka yang telah ditebus oleh Yesus Kristus dan menjadi anak-anak terang jangan menentukan tingkah laku mereka menurut ukuran-ukuran moral yang mereka pakai sebelum menjadi Kristen. Hidup mereka harus berubah, karena keberadaan diri mereka juga telah berubah. Peringatan terhadap segala bentuk kecemaran dengan disertai jalan keluar dan alasan-alasan tepat yang diajukan, menjadi panduan dalam perubahan hidup. Menjadi kristen tidak hanya status atau pengakuan saja, tetapi juga harus mengalami perubahan dalam perilaku kehidupan sehari-hari.

    Menjadi Anak-anak Allah tidak serta merta menghilangkan karakter dosa yang telah melekat dalam diri. Terang ilahi memberi kesadaran diri akan keberdosaan dan kesalahan. Dalam kesadaran diri tersebut, kita dapat mengubah diri dan menjalani proses perubahan dengan berhikmat. Perubahan diri yang juga berdampak baik kepada sesama dan lingkungan sekitar. Kebaikan yang kita lakukan kepada sesama akan menular dan melahirkan kebaikan lagi hingga mengubah kehidupan disekitar kita menjadi lebih baik. (Bisa mengembangkan bagian ini dari tafsiran Efesus 5: 8 – 14)

  3. Mengarahkan hati kepada Yesus Kristus

    Perikop Yohanes 9, diawali dan diakhiri dengan kebutaan. (Menjelaskan bagian tafsiran Yohanes 9: 1 – 41). Yesus Kristus mencelikkan mata seorang buta sejak lahir hingga mampu melihat sekitarnya dan dia mengarahkan hati dan percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan hingga mampu menatap kehidupan barunya. Sementara itu, orang-orang Farisi yang dapat melihat secara fisik namun tidak dapat melihat hadirnya Tuhan. Mereka menolak untuk percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan, hingga tidak mampu menatap anugerah kehidupan baru yang diberikan Yesus Kristus.

Umat yang dikasihi Tuhan,
Dosa telah membutakan mata rohani manusia hingga menghancurkan kehidupannya dan sekitarnya. Perselisihan, kejahatan, percabulan dan perang merupakan buah dari kegelapan hidup. Menyadari adanya dosa, kesalahan, keburukan dan kegagalan bukan berarti tidak ada kehidupan. Justru kala sadar ada yang rusak, timbullah kesadaran untuk kembali kepada Tuhan dan memperbaiki perilaku untuk menuju hidup yang baru yang lebih baik.

Tuhan Yesus membukakan mata hati kita supaya cara pandang kehidupan kita terarah pada Dia, bukan kepada dunia. Terbukalah pada Allah agar dimampukan menata hidup baru, hidup yang sesuai dengan kehendak Allah.

kebaktian, kebaktian online, live streaming, gereja kristen jawa, gkj, gkj baki, gereja kristen jawa baki, baki, sukoharjo, gkj klasis sukoharjo, klasis sukoharjo, klasis, sinode gkj, sinode