(0271) 625546
05 April 2023
Bacaan Alkitab :
Bahan Renungan :
Jikalau Aku tidak melakikan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, tetapi jikalau aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa. (Yohanes 10: 37-38)
Di antara berbagai berita yang semakin menggelisahkan, beberapa jemaat menyampaikan berita yang sangat menghibur. Salah satunya adalah tentang munculnya kreativitas tak terduga di tengah hipitan situasi kini. Dari kuis tebakan nama-nama dalam Alkitab, tips penggunaan barang-barang bekas, tutorial pembuatan kerajinan tangan, eksperimen memasak, sampai membuat vlog renungan adalah contohnya. Anak-anak, remaja dan pemuda tak mau kalah. Beberapa dari mereka membuat poster-poster yang menarik untuk kampanye kesehatan di media sosial, beberapa lainnya menulis dan membuat cerita motivasi, serta ada pula yang mulai mahir menulis lagu dan komposisi musik yang unik.
Kreativitas adalah kemampuan khas manusia yang berakal budi. Semua orang bisa mengembangkannya karena memang Allah memberinya sebagai anugerah. Hanya persoalannya adalah kemauan dan keberanian. Bagi yang mau, mereka mampu mengasah kemampuannya untuk lebih maju. Bagi yang berani, mereka tidak akan gentar menghadapi kesulitan, sebab ia yakin akan selalu menemukan solusi dan jalan keluar. Bagaimana dengan yang tidak? Hidup tanpa kreativitas adalah kehidupan yang selalu terancam dan sesak. Mudah menyerah dan rentan putus asa, karena seolah terjebak dan tidak ada jalan keluar dari masalah yang ada. Yang lebih bahaya lagi, tidak bisa bersyukur karena tidak mampu menyadari rupa-rupa berkat dari Allah dalam hidup.
Orang-orang Yahudi sangat marah kepada Yesus karena cara berpikir yang sempit dan kurang kreatif ini. Mereka tidak mau memahami dan menghayati dengan lebih dalam dan luas pekerjaan-pekerjaan Allah melalui Yesus. Yang ada di mata mereka hanyalah bahwa Yesus bersalah dan harus mati berdasarkan hukum, karena telah menistakan Allah. Meski ada banyak perbuatan baik yang sudah dilakukan, bagi mereka Yesus tetap bersalah. Ironis, karena dengan mengatasnamakan hukum Allah, mereka justru mengukum Yesus yang sebenarnya tengah melaksanakan kehendak Allah. Bukannya melihat berkat, mereka justru marah dan menghujat.
Demikian ternyata tidak mudah memahami berkat tanpa kreativitas. Kita dapat berkaca dan berefleksi dari kesalahan yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi terhadap Yesus. Karena bisa saja, kita pun terjatuh pada sikap yang sama karena kita tidak mau berpikir secara kreatif dan terbuka tentang berkat Allah. Terutama dalam situasi yang sulit seperti sekarang, kreativitas dan keterbukaan cara berpikir sangat diperlukan untuk membantu kita tidak berputus asa. Karena terbukti, beberapa dari saudara yang tidak menyerah pada keadaan-keadaan sulit, dapat bertahan dan selalu mengucap syukur. Bahkan dengan beragam cara, mereka juga mampu berbagi kesaksian dan selalu mewartakan kabar baik.
Pdt. Hizkia Fredo V., S.Si., M.Fil.