(0271) 625546
09 Mei 2024
Bacaan Alkitab :
Bahan Renungan :
Apa yang terpikir ketika mendengar seseorang pensiun? Mungkin kita pertama kali akan memikirkan apakah orang yang pensiun masih kuat untuk bekerja? Apakah keberadaannya masih dibutuhkan oleh berbagai pihak sehingga rasanya masih bisa dikaryakan? Bisa jadi kita juga berpikir apakah masih ada tugas yang perlu diselesaikannya? Apalagi jika fisiknya mendukung, ia masih bisa menunda masa pensiunnya dan menyelesaikan pekerjaannya. Namun jika memang sudah waktunya dan yang bersangkutan menghendakinya, tentu hal itu harus dihormati. Pensiun merupakan keadaan di mana seseorang tidak bekerja lagi secara formal. Namun demikian, pensiun bukan berarti berhentinya hidup.
Kalau kita bercerita tentang naiknya Yesus ke surga, kita bisa menghubungkannya dengan “pensiun”. Alkitab mengisahkan perjalanan hidup Yesus sejak bayi sampai masa produktifnya yang sekitar 3 tahun, dan setelah menderita dan mati, Ia bangkit. Butuh 40 hari bagi Yesus menuntaskan penjelasan tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan karya-Nya agar setelah meninggalkan dunia ini, tidak ada lagi “utang” yang belum terbayarkan. Dengan menyampaikan seluruh gambaran tentang karya penyelamatan Allah melalui diri-Nya, diharapkan orang juga dapat secara utuh mempercayai-Nya dan beroleh keselamatan karenanya.
Kenaikan Yesus memberi pesan bahwa karya-Nya di dunia sudah purna. Selesai. Lengkap. Tidak ada pekerjaan rumah tersisa yang harus dikerjakan-Nya yang membuat-Nya harus balik lagi ke dunia. Kembali-Nya ke dunia diyakini sebagai tahap di mana Ia akan mengadili manusia. Namun sebagai pribadi yang ditugaskan Allah Bapa menghadirkan jalan keselamatan, karya Yesus sudah selesai. Sempurna, tanpa cela. Summa cum laude.
Cerita kenaikan Yesus yang kita temui dalam pembacaan Alkitab kali ini diawali dengan percakapan Yesus bersama para murid-Nya. Waktu Yesus kembali menjumpai para murid atau rasul-Nya setelah bangkit, yang dibayangkan para rasul itu adalah Yesus bangkit untuk menunjukkan kekuasaan-Nya di dunia ini sesungguhnya seperti yang diduga oleh mereka selama ini, yakni berkuasa dengan kekuatan yang sama dengan kekuatan pemerintah dunia. Pemahaman mereka tentang maksud kedatangan Yesus ke dunia sampai kematian bahkan kebangkitan-Nya belumlah utuh. Masih ada kebingungan dalam diri mereka. Berbagai pertanyaan dari orang-orang lain menambahkan kebingungan dan membuat mereka ragu akan karya Yesus.
Awalnya mereka merasa bisa berharap Yesus akan memerintah sebagai raja dengan tembok istana sebagai pelindungnya. Ia akan dikelilingi perwira dan prajurit tegap nan tangguh yang akan membela setiap kepentingan dan kebijakan-Nya. Di kepala-Nya akan terpasang mahkota emas yang berkilauan permata dan segala bentuk kemewahan akan bersanding dengan kekuasaan-Nya. Belum lagi tongkat Kerajaan yang besar dan mengagumkan akan dipegang-Nya, menambah wibawa-Nya sebagai pemimpin yang disegani. Inilah babak kedua dari perjalanan Yesus, yang sesungguhnya dinantikan oleh mereka yang selama ini setia berjalan mengikuti-Nya. Bagi mereka tentu akan ada semacam penghargaan atas jasa mereka mengikuti-Nya selama ini. Ternyata Yesus mati. Dugaan mereka selama ini seakan dimentahkan oleh peristiwa Yesus disalib dan mati.
Bangkitnya Yesus dari kematian membuat mereka merasa bisa kembali punya pengharapan seperti yang dibayangkan semula. Namun mereka kembali mendapati situasi yang tak mereka bayangkan. Yesus justru mau berpamitan, dengan naiknya Dia kembali ke surga.
Para rasul bisa heran dan bertanya, “Selama ini Ia menjanjikan penyertaan yang tak berkesudahan terhadap kita. Mengapa sekarang, setelah Ia kembali dari kematian, justru Ia meninggalkan kita? Apakah itu bukannya mengingkari perkataan-Nya sendiri?”
Yesus mengetahui apa yang dipikirkan para rasul. Oleh sebab itu secara menyeluruh Ia menjelaskan sejarah kehadiran- Nya di dunia, sebagaimana dicatat dalam Perjanjian Lama, mulai dari nubuat para nabi sampai dengan kebangkitan-Nya, bahkan sampai kenaikan-Nya kembali ke surga. Semua dibeberkan dengan gamblang, setelah mencurahkan Roh pengertian kepada mereka, sehingga mereka mengetahui dan mengerti isi Kitab Suci.
Selanjutnya, dengan memahami apa yang disampaikan Yesus diharapkan mereka bisa melanjutkan karya Yesus di dunia, dengan semangat yang dihadirkan Yesus kala berada di tengah mereka.
Naiknya Yesus ke surga memberi beberapa pesan. Pertama, Yesus sungguh menyelesaikan tugas yang diberikan kepada-Nya secara baik. Dengan taat penuh kepada Allah Bapa, Dia menjalani babak demi babak kehidupan dan membuka jalan keselamatan bagi manusia. Tidak ada sisa dan pekerjaan rumah yang masih perlu dikerjakan oleh Yesus. Naiknya Yesus ke surga mengonfirmasi selesainya tugas-Nya di dunia.
Selesai ya selesai. Tidak perlu ada embel-embel tambahan. Kala sebuah pekerjaan dinyatakan beres, artinya tanggung jawab sudah terpenuhi. Sudah cukup, tanpa perlu ditambahkan.
Kedua, kala Yesus tidak lagi tampil di dunia, Ia memberikan penugasan kepada para murid-Nya. Seperti orang tua yang memberi wasiat kepada anaknya kala akan meninggalkannya, demikian pula Yesus melakukannya kepada murid-Nya. Pesan agar memberlakukan nilai keilahian dalam hidup harus dijunjung dan diberlakukan dalam praktik, ketika kita beraktivitas.
Kita tidak diharapkan berdiam sambil tertegun menyaksikan naiknya Yesus ke surga, tanpa melakukan apa-apa. Jangan pula terheran-heran mempertanyakan mengapa Yesus meninggalkan kita di tengah berbagai persoalan yang harus kita hadapi. Sebab persoalan dunia tidak akan pernah habis dari zaman ke zaman. Lagi pula penyelesaian persoalan itu bukanlah tanggung jawab Yesus! Sebaliknya, persoalan dunia ada dan harus kita sikapi setelah mengetahui segala sesuatu yang Yesus lakukan.
Sebagai gereja, kita dipanggil dan diutus memberlakukan kebenaran Allah di tengah dunia. Kita diminta menyebarluaskan nilai-nilai keilahian agar ia tumbuh dan hidup dalam berbagai lapisan masyarakat. Gereja harus melihat dirinya seperti orang-orang kudus yang harus menjaga kemurnian ajaran Yesus dan memberlakukannya di mana saja, sehingga dunia melihat dan percaya pada Yesus dan kuasa yang membuat kehidupan layak diharapkan dan diperjuangkan, dalam situasi dan kondisi apapun. Amin