(0271) 625546
03 Juni 2024
Bacaan Alkitab :
Bahan Renungan :
Apa yang dikuatirkan terjadi betul di Efesus. Sebab Demetrius, seorang pengusaha perak yang cukup berpengaruh dalam masyarakat mencoba membangun kekacauan. Hal itu dilatari oleh perasaan bahwa agama pagan yang menyembah kepada dewi Artemis, terganggu oleh pertobatan orang-orang Yunani yang menjadi Kristen. Dan usaha itu direspon oleh orang banyak yang bersepakat dengan Demitrius lalu menjadi marah dan bersiap untuk mengacau.
Jika kita cermati, alasan agama yang dipakai oleh Demitrius untuk menggerakkan masa rupanya hanya selubung. Motif utama sepenuhnya adalah ekonomi, karena ia selaku pengusaha, cukup dirugikan bila ibadah masyarakatnya berubah. Biasanya ia bisa menjual pernak-pernik dan kebutuhan ibadah, jika cara beribadah orang berubah maka hal-hal itu tidak dibutuhkan lagi bukan? Selubung dan motif adalah dua hal yang mengecoh. Kita mungkin sudah sering mengamati betapa dua hal itu dicampur-aduk dan menjadi alat untuk memainkan emosi masyarakat. Pahkan parahnya tidak sedikit masyarakat yang dilibatkan dalam konflik, namun tidak mengerti apa yang sedang diributkan (lih. ay 32).
Maka, hal yang begitu penting untuk menjadi pengingat kita saat ini adalah perlunya usaha untuk membedakan antara selubung dan inti dari motif beribadah kita. Demitrius menjadi contoh kesalahpahaman yang paling sesuai tentang hal ini. Ia yang begitu marah karena masalah ekonomi yang dialaminya, lalu memakai agama sebagai alat untuk menyalahkan keadaan dan mencari-cari kesalahan.
Dalam beberapa bulan ini, rasa-rasanya hal serupa juga bisa terjadi jika kita tidak berhati-hati. Di masa bencana seperti sekarang, ada masalah yang rumit dan tidak mudah untuk membedakan antara kebutuhan personal umat dan tujuan utama beribadah. Bagi yang mulai bosan di rumah, mulai kehabisan hiburan dan kegiatan, lalu merasa ‘rindu’ untuk berkegiatan di gereja misalkan. ‘Kerinduan’ semacam itu rasanya perlu agak kritis diamati. Manakah yang paling utama sebenarnya? Kepentingan kita atau kepentingan ibadah itu sendiri? Di masa #IbadahDirumahAja ini sebenarnya bisa menjadi cara untuk berkontemplasi tentang hal ini. Jangan sampai kita justru menjadi mudah marah dan menyalahkan keadaan. Padahal selama ini kita mengaku bahwa ibadah adalah untuk Tuhan, bukan? Bila demikian, maka sebenarnya tidak ada halangan dalam situasi apapun untuk tetap beribadah kepada Tuhan, jika memang ibadahnya yang utama.
Pdt. Hizkia Fredo V., S.Si., M.Fil.