(0271) 625546

gkjbaki@gmail.com

Renungan Ibadah

26 Februari 2023

renungan Ibadah, Pra-Paskah 1 : Kesetiaan yang Memulihkan, LPP Sinode GKJ dan GKI SW Jateng, gereja kristen jawa, gkj, gkj baki, gereja kristen jawa baki, baki, sukoharjo, gkj klasis sukoharjo, klasis sukoharjo, klasis, sinode gkj, sinode

Pra-Paskah 1 : Kesetiaan yang Memulihkan

Bacaan Alkitab :

  • Kejadian 2 : 15-17; 3 : 1-7
  • Mazmur 32 : 1-7
  • Roma 5 : 12-19
  • Matius 4 : 1-11

Bahan Renungan :

Jemaat yang dikasihi dan mengasihi Tuhan,
Minggu ini kita memasuki Minggu Prapaska yang pertama. Kita semua diajak untuk kembali menghayati sengsara Tuhan Yesus dalam karya-Nya menebus dan menyelamatkan umat-Nya. Pada masa prapaska ini kita juga diharapkan menyadari akan kerapuhan dan ketidak berdayaan sebagai manusia menghadapi banyaknya pergumulan hidup. Aneka pergumulan itu kadang membuat perjalanan hidup ini terasa berat. Akibatnya banyak orang mengeluh, putus asa, mengalami kekosongan jiwa, sampai-sampai ada yang mengakiri hidup karena sudah tidak kuat menghadapi persoalan. Di samping menghadapi pergumulan hidup, manusia juga diperhadapkan dalam tuntutan hidup yang lain. Tuntutan itu adalah keinginan supaya hidup ini lebih menyenangkan, berhasil, sukses, bahagia, baik-baik saja dan semua serba ada. Akibatnya manusia akan berupaya untuk mewujudkannya. Hal yang semestinya diingat adalah saat manusia menghadapi pergumulan ataupun saat berusaha meraih sesuatu yang dicita-citakan, mestinya kita tidak boleh lepas dari sebuah kesepakatan, keluar dari norma dan etika, ataupun tatanan, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Bagaimana kenyataannya?

Bpk/Ibu dan saudara serta anak-anak yang dikasihi Tuhan Yesus,
Minggu Prapaska ini, kita bisa belajar dari Kisah Adam dan Hawa yang diceritakan dalam Kitab Kejadian 2:15–17 dan Kejadian 3:1 –7. Saat mereka ditempatkan Tuhan di taman Eden, Tuhan menganugerahkan semua yang mereka perlukan. Satu hal yang menjadi pesan atau perintah Tuhan adalah agar mereka tidak memakan buah pengetahuan baik dan jahat, sebab pada waktu mereka memakannya, mereka pasti akan mati. Melalui perintah Tuhan ini, kita sadar, bahwa setiap kehidupan pasti memiliki tatanan, aturan, norma dan etika agar semua berjalan dengan baik. Kehidupan Adam dan Hawa juga ditata agar mereka hanya tunduk dan setia serta taat kepada Sang Pencipta, yaitu Tuhan Allah. Namun di Kejadian 3:1-7, diceritakan, karena mereka ingin menjadi “seperti Allah”, ingin tahu semuanya, mereka melanggar kesepakatan dengan Tuhan dan melupakan norma dan etika yang Tuhan berikan. Ketika manusia ingin seperti Allah, apalagi ada godaan yang begitu menggiurkan, dengan memakan buah pengetahuan baik dan pengetahuan jahat, mereka memutuskan untuk tidak setia kepada Tuhan. Ketidaksetiaan Adam dan Hawa kepada Tuhan membuat mereka mendapatkan hukuman dari Tuhan. Akibatnya adalah penderitaan demi penderitaan terus dialami oleh semua umat manusia hingga saat ini, bahkan sampai dunia ini berakhir.

Jika manusia abai terhadap perjanjian dengan Allah, bagaimana dengan Dia? Apakah Allah abai pada manusia? Dalam perjalanan manusia, Tuhan tetap mengasihi manusia. Kasih-Nya tidak pernah berubah. Tuhan menginginkan manusia kembali kepada Tuhan. Tuhan terus memberikan pesan, nasihat dan perintah agar manusia tetap setia dan hanya taat kepada Tuhan. Ia tidak pernah lelah untuk mengingatkan umat, mendidik dan membimbing umat-Nya agar tetap di jalan yang Tuhan kehendaki. Salah satunya ketika Tuhan memberikan hukum Taurat kepada umat-Nya. Namun demikian sekuat apapun umat melakukan hukum Tuhan, sekuat itu pula godaan untuk mengabaikan hukum Tuhan. Sebab setelah manusia jatuh dalam dosa, semua manusia memiliki kecenderungan untuk berbuat jahat di hadapan Tuhan.

Bpk/Ibu dan saudara serta anak-anak yang dikasihi Tuhan Yesus,
Dari Alkitab kita mengetahui bahwa Raja Daud juga pernah melakukan kesalahan yang fatal. Ketika dia mengingini Batsyeba, segala upaya ia tempuh. Daud mendekati Batsyeba dan melakukan perbuatan terlarang. Dengan licik, ia menyingkirkan dan membunuh Uria suami Batsyeba. Di sinilah Daud melanggar hukum Taurat yang selama ini menjadi pegangan hidupnya. Pengalaman bagaimana ia melanggar perintah Tuhan dan pengalaman menerima serta merasakan kasih dan pengampunan Tuhan yang tanpa batas tertulis dalam Mazmur 32:1–11. Akhirnya Daud pun dipulihkan, sekalipun konsekwensi dari tindakannya yang jahat tetap mendatangkan hukuman baginya.

Bpk/Ibu dan saudara serta anak-anak yang dikasihi Tuhan Yesus, Kesetiaan kepada Tuhan adalah harga yang harus dibayar agar manusia mengalami kehidupan yang seutuhnya. Dan siapakah yang mampu setia kepada Tuhan dengan utuh/ sempurna? Tidak ada. Roma 3:9-12 mengatakan “Jadi bagaimana? Adakah kita mempunyai kelebihan dari pada orang lain? Sama sekali tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa, seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorang pun tidak. Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak”.

Pribadi yang mampu setia sampai akhir, walaupun penderitaan harus dialami hanyalah pribadi Yesus. Dalam Injil Matius 4:1-11 mengisahkan tentang Yesus yang terus mengandalkan Bapa-Nya. Ia berpegang erat akan firman-Nya, tunduk dan taat pada aturan, norma dan etika Ilahi bahkan sampai mati disalibkan. Dengan mengandalkan Bapa, Ia mampu mengalahkan godaan Iblis. Dari sini kita belajar, mengapa Ia berhasil mengalahkan cobaan? Ia berhasil karena sesungguhnya yang dikerjakan-Nya bukan untuk diri-Nya sendiri. Ia tidak berorientasi pada diri sendiri, tidak meraih sesuatu demi diri-Nya. Apa yang dilakukan-Nya hanyalah untuk melakukan kehendak Bapa. Kesetiaan-Nya memenuhi hukum Ilahi bertujuan untuk memulihkan kehidupan manusia. Jika ketidaktaatan Adam dan Hawa mendatangkan hukuman, kematian dan penderitaan bagi semua manusia, maka ketaatan dan kesetiaan Yesus mendatangkan kehidupan dan pemulihan. Ia memberikan harapan bagi semua umat manusia yang percaya dan menerima-Nya, bahkan juga bagi alam semesta ini.

Bpk/Ibu dan saudara serta anak-anak yang dikasihi Tuhan Yesus,
Kita sadar bahwa dengan kekuatan yang kita miliki tidak mungkin kita mampu meraih kehidupan dan dipulihkan, karenanya kita dipanggil untuk semakin menyandarkan ketidakmampuan kita kepada Yesus, karena hanya di dalam Yesus-lah, pemulihan yang sejati itu akan terjadi. Ketika hidup kita sudah dipulihkan, maka damai sejahtera Allah akan ada dalam hidup kita, hidup keluarga kita, hidup persekutuan kita, juga gereja kita, dan dimanapun kita ada dengan yang lain. Tetaplah setia mengikut Yesus agar hidup kita benar-benar dipulihkan. Amin.

kebaktian, kebaktian online, live streaming, gereja kristen jawa, gkj, gkj baki, gereja kristen jawa baki, baki, sukoharjo, gkj klasis sukoharjo, klasis sukoharjo, klasis, sinode gkj, sinode