(0271) 625546
06 April 2023
Bacaan Alkitab :
Bahan Renungan :
Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya (Yohanes 11: 45)
Mendekati masa Paskah, Yerusalem selalu akan dipenuhi orang yang berdatangan dari luar kota. Dalam tradisi iman Yahudi, budaya mudik itu merupakan bagian dari laku rohani untuk menghayati sejarah keluaran dari Mesir. Dan Yerusalem sebagai simbol pusat keagamaan Yahudi, adalah kampung halaman secara iman yang selalu dirindukan. Maka, pulang ke Yerusalem adalah bagian dari ziarah yang penting bagi orang Yahudi hingga saat ini.
Di masa Yesus, Yerusalem adalah salah satu kota penting bagi penjajah Romawi karena di sanalah pusat kebudayaan yang krusial di wilayah timur. Baik dalam bidang ekonomi, politik dan keagamaan, Yerusalem begitu penting sehingga diperlakukan secara khusus oleh pemerintah Romawi. Salah satu yang paling diwasapadai oleh penguasa Romawi adalah maraknya pemberontakan-pemberontakan yang terjadi dengan mengusung simbol mesianik. Dalam sejarah, tokoh besar yang pernah melakukannya adalah Yudas Makabeus. Di sekitar tahun 167-160 SM, Yudas Makabeus berhasil melakukan pemberontakan dan berusaha merebut Yerusalem dari penjajah. Gerakannya dilandasi keyakinan bahwa Allah akan menolong mereka untuk berperang.
Gerakan itu rupanya banyak menginspirasi kelompok-kelompok Yahudi yang keras seperti kaum Zelot dan Sicarii untuk juga melakukan perlawanan, sehingga perlawanan sering terjadi dan selalu memakan korban. Maka, ketika Yesus mulai muncul dengan pengikut yang begitu banyak, hal itu memunculkan kecurigaan dari pihak penguasa. Lebih lagi mendekati Paskah, di mana banyak orang berkumpul di Yerusalem. Bila pemberontakan terjadi saat itu, maka bisa dipastikan akan ada peperangan besar yang memakan banyak korban. Hal itu juga dikhawatirkan oleh para pemimpin agama Yahudi. Mereka begitu takut bila momentum Paskah diwarnai dengan pertumpahan darah. Oleh sebab itu, mereka pun bersiasat untuk menyingkirkan potensi kerusuhan. Dengan target utamanya adalah Yesus.
Apakah benar Yesus melakukan perlawanan? Rupanya hal itu hanyalah pikiran yang berlebihan dari para Imam pemimpin agama Yahudi. Sedemikian takutnya hingga mereka melihat Yesus sebagai ancaman. Sampai-sampai, perbuatan-perbuatan baik Yesus pun dipandang secara negatif dan penuh kecurigaan. Atau dalam istilah anak-anak muda gaul disebut parno dan jiper!
Dalam hal ini, apakah hanya para imam yang berpikir secara berlebihan? Ternyata tidak. Banyak orang yang mengelu-elukan Yesus memang mengharapkan sesuatu dari-Nya, peperangan hanyalah salah satunya. Dan mereka terlampau optimis bahwa Yesus akan mewujudkan apa yang diinginkannya. Orang-orang seperti merekalah yang kemudian kecewa dan berbalik menghujat Yesus ketika harapannya tidak terwujud.
Perlu diingat, bahwa Yesus datang ke dunia dan melaksanakan tugas dengan cara pandang Allah. Jangan heran bila apa dilakukannya tidak selalu sesuai dengan pikiran-pikiran manusia. Marilah belajar untuk tidak berpikir secara berlebihan, supaya tidak salah memahami Yesus seperti mereka.
Pdt. Hizkia Fredo V., S.Si., M.Fil.