Masih dalam suasana para murid yang tengah berduka, bacaan kali ini mengajak kita untuk menyimak pengalaman Kleopas dan temannya ketika mereka berjalan ke Emaus. Momen menarik yang menjadi sorotan adalah ketika mereka berjalan bersama Yesus namun tidak menyadarinya. Bahkan ketika di sepanjang perjalanan mereka berdiskusi dan Yesus mengajar tentang Kitab Suci, Kleopas dan rekannya belum juga mengerti. Puncaknya adalah ketika mereka terkejut dan sadar bahwa Yesus berada bersama mereka, persis ketika mereka tengah makan bersama.

Kleopas, salah seorang pengikut Yesus, saat itu hendak meninggalkan Yerusalem dan menuju ke Emaus. Tidak ada informasi yang jelas untuk apa Kleopas dan rekannya menuju ke Emaus. Yang ada dalam teks hanya jarak antara Yerusalem dan Emaus. Yaitu sekitar tujuh mil, atau kurang lebih sekitar 11 km yang harus mereka tempuh dengan berjalan kaki. Dan saat itu, mereka berjalan pergi meninggalkan Yerusalem dengan perasaan yang sedih, sebab kabar menghilangnya mayat Yesus sudah mulai menyebar.

Ketika Kleopas dan rekannya itu sedang saling berbicara dan bertukar pikiran, datanglah Yesus dan ikut bertanya tentang apa yang mereka bicarakan. Karena Kleopas dan rekannya tidak mengenali Yesus, mereka lalu bercerita tentang peristiwa yang belakangan terjadi. Mereka bercerita tentang Yesus dari Nazaret, yang sangat mereka percayai sebagai mesias, telah dihukum mati di kayu salib. Sembari berjalan bersama, Yesus pun menanggapi cerita mereka dengan menjelaskan berbagai hal tentang isi dari Kitab Suci. Dan anehnya, mereka belum juga menyadari keberadaan Yesus. Padahal perjalanan 11 km tentu bukanlah perjalanan yang singkat dan memakan waktu beberapa jam.

Hingga sesampainya di sebuah kampung, Kleopas meminta Yesus untuk tinggal bersama mereka karena hari mulai malam. Sebagaimana lazimnya menerima tamu, mereka pun makan bersama-sama untuk menjamu tamu itu. Ketika Yesus mengambil roti, mengucap berkat dan memecah-mecahkan roti itu, terbukalah mata mereka dan mengenali Yesus. Mereka pun tersadar, betapa mereka sebenarnya sudah mengalami perasaan yang tidak biasa sejak Yesus menjelaskan isi Kitab Suci, namun sayang mereka tidak mengenali Dia.

Pengalaman Kleopas dan rekannya memang bukan kejadian biasa. Namun sebenarnya setiap orang beriman bisa juga mengalaminya. Hal itu dapat coba kita amati dengan mengajukan pertanyaan kepada diri kita sendiri, sembari mencoba mengingat, kapan atau dalam situasi apa kita pernah merasa mengalami kehadiran Tuhan? Beberapa orang mungkin merasakannya ketika berdoa. Beberapa yang lain merasakannya ketika beribadah atau mendengarkan khotbah. Ada lagi yang lain merasakannya ketika melakukan saat teduh dan merenungkan firman-firman Tuhan. Namun bisa juga pengalaman rohani itu muncul justru bukan pada saat-saat ‘kudus’ semacam itu. Sebab dari pengalaman Kleopas dan temannya, mereka tidak juga mengenali Tuhan, meski Yesus sendiri berbicara panjang lebar dalam Firman. Dengan demikian bisa saja pengalaman rohani itu justru dirasakan dalam aktivitas sederhana atau di saat yang biasa-biasa saja. Bila belajar dari pengalaman Kleopas, sekedar makan bersama rupanya membuatnya kehadiran Tuhan. Maka bukan tidak mungkin pengalaman rohani dapat pula kita alami di tengah aktivitas-aktivitas sederhana lainnya.