(0271) 625546

gkjbaki@gmail.com

Renungan Ibadah

25 Desember 2023

renungan Ibadah, Lawatan Allah yang Menghadirkan Sukacita, LPP Sinode GKJ dan GKI SW Jateng, gereja kristen jawa, gkj, gkj baki, gereja kristen jawa baki, baki, sukoharjo, gkj klasis sukoharjo, klasis sukoharjo, klasis, sinode gkj, sinode

Lawatan Allah yang Menghadirkan Sukacita

Bacaan Alkitab :

  • Yesaya 62: 6 - 12
  • Mazmur 97
  • Titus 3: 4 - 7
  • Lukas 2: 8 - 20

Bahan Renungan :

Jemaat yang dikasihi Tuhan, Selamat Natal!

Siapa yang berbahagia pada saat ini? Anak-anak bahagia? Orang tuanya juga bahagia?

Puji Tuhan jika demikian. Natal selain menjadi perayaan bersama kita akan kelahiran Kristus, rupanya juga menjadi ajang reuni keluarga besar yang bekerja atau berdo-misili di kota-kota lain. Tidak heran apabila Natal menjadi momen yang senantiasa kita nantikan setiap tahunnya.

Adakah di antara kita yang pernah memiliki pengalaman mengharapkan sesuatu dalam waktu lama dan pada akhirnya tercapai? Sebagai contoh, pasangan suami istri yang mengharapkan keturunan setelah bertahun-tahun menikah, lalu ketika memasuki usia 40 tahun, pada akhirnya sang istri hamil. Tentu kita dapat membayangkan betapa sukacitanya pasutri tersebut. Anak yang dilahirkan juga diyakini akan membawa sukacita yang luar biasa bagi keluarga tersebut. Penantian bertahun-tahun yang penuh dengan kecemasan dan air mata terbayar sudah seiring tangis bayi yang dilahirkan. Nah, apakah kita juga memiliki pengalaman serupa? Apa yang kita rasakan ketika penantian bertahun-tahun akhirnya digenapi oleh Tuhan? Sudah pasti sukacita dan rasa syukur yang tidak terkira jawabannya.

Momen Natal adalah momen yang sama dengan penantian tersebut. Dunia yang menanti-nantikan kehadiran Sang Juruselamat mendapatkan kabar sukacita yang luar biasa. Bagi mereka yang percaya, Natal adalah saat di mana lawatan Allah menyapa manusia dan membawa sukacita serta pengharapan bagi dunia.

Bacaan leksionari hari ini memberikan kesaksian tentang lawatan Allah kepada dunia melalui kelahiran Yesus. Bacaan pertama dari kitab Yesaya 62 menceritakan tentang pengharapan akan pemulihan Sion. Israel akan dibebaskan dari penjajahan dan mereka akan menjadi bangsa yang hidup di dalam otoritasnya sendiri. Kerinduan Israel akan pemimpin yang membawa kebebasan suatu saat akan digenapi. Demikian pula Pemazmur lewat Mazmur 97 menegaskan tentang jabatan Tuhan sebagai raja yang adil. Raja itu tidak akan berbuat semena-mena dan menutup telinga kepada penderitaan bangsanya. Sebaliknya, mereka yang tidak menyukai Sang Raja akan mendapat malu, karena Sang Raja tersebut benar-benar adil dan penuh rahmat. Rahmat yang melepaskan, rahmat yang menjadikan manusia kembali kepada kehidupan yang semestinya. Paulus lewat suratnya kepada Titus mengajarkan kepada kita bahwa keselamatan adalah rahmat semata dari Tuhan. Anugerah itu diberikan Allah kepada manusia yang dengan setia menghayati kehidupannya sebagai ladang kasih karunia Allah.

Bacaan Injil Lukas 2:8-20 membawa pewartaan yang semakin nyata bagi manusia. Para gembala menjadi komunitas pertama yang menerima kabar sukacita tentang kelahiran Sang Juruselamat. Para gembala yang pada mulanya takut berubah menjadi bersukacita saat mengetahui bahwa malaikat datang untuk menyampaikan kabar sorgawi tentang kelahiran Juruselamat. Lawatan Allah kepada para gembala membawa kegirangan yang mengalahkan ketakutan mereka. Mengapa para gembala, bukan para pejabat atau politisi? Bisa jadi pejabat atau politisi belum siap menerima kelahiran Sang Juruselamat yang penuh kasih dan keadilan. Jika para gembala menemui Sang Bayi dalam kesukacitaan yang meluap-luap, para politisi dan pejabat bisa jadi geram dan ingin menyingkirkan Sang Bayi tersebut. Bukankah Sang Juruselamat bisa jadi akan membongkar perbuatan-perbuatan mereka yang tidak benar? Jika demikian adanya, benarlah bahwa warta sukacita itu diberitakan kepada para gembala yang bersahaja, kepada mereka yang kecil dan tulus hatinya. Sukacita sorgawi hanya akan dipahami oleh mereka yang menan- ti-nantikan keselamatan yang dari Tuhan.

Apa yang sebenarnya kita rindukan dari Natal? Seperti halnya lagu pujian “Karena Kita”, seharusnya yang membuat kita bersukacita adalah kelahiran Sang Juruselamat yang rela mengorbankan diri demi melepaskan kita dari hukuman kekal, bukan hanya fokus pada hadiah-hadiah dan perayaan yang indah. Kelahiran Yesus adalah bukti lawatan Allah yang penuh kasih kepada manusia. Kita yang hidup di dalam jerat dosa telah dibebaskan, pengharapan kita akan kehidupan yang damai sudah dalam genggaman. Ya, kita bersukacita karena lawatan Allah yang penuh kasih itu.

Jika demikian, apa yang bisa kita naikkan sebagai ucapan syukur kepada Tuhan? Hayo anak-anak Sekolah Minggu, bagaimana cara kita bersyukur kepada Tuhan? (berikan kesempatan anak-anak atau jemaat menjawab pertanyaan ini)

Saudaraku, Allah tidak meminta yang muluk-muluk dari manusia. Allah hanya menginginkan kita memperbaharui kehidupan di dalam terang kasih-Nya. Lawatan Allah hendaknya membuat kehidupan kita sebagai orang percaya senantiasa diperbaharui dengan sukacita karena Sang Penebus membawa keselamatan yang telah lama dinantikan. Allah tidak hanya melawat para gembala di Betlehem, akan tetapi juga kita semua: anak-anak, para pemuda, para sesepuh. Mari bersukacita karena lawatan Allah sudah nyata. Selamat Natal! Amin.

kebaktian, kebaktian online, live streaming, gereja kristen jawa, gkj, gkj baki, gereja kristen jawa baki, baki, sukoharjo, gkj klasis sukoharjo, klasis sukoharjo, klasis, sinode gkj, sinode