(0271) 625546

gkjbaki@gmail.com

Renungan Ibadah

01 Januari 2024

renungan Ibadah, Melangkah Dalam Berkat Tuhan, LPP Sinode GKJ dan GKI SW Jateng, gereja kristen jawa, gkj, gkj baki, gereja kristen jawa baki, baki, sukoharjo, gkj klasis sukoharjo, klasis sukoharjo, klasis, sinode gkj, sinode

Melangkah Dalam Berkat Tuhan

Bacaan Alkitab :

  • Bilangan 6: 22 - 27
  • Mazmur 8
  • Galatia 4: 4 - 7
  • Lukas 2: 15 - 21

Bahan Renungan :

Ibadah Tahun Baru 2024

Selamat Tahun Baru Anak-anak, Ibu, Bapak, Saudara yang dika-sihi Tuhan! Bagaimana kabarnya setelah tadi malam menutup tahun 2023? Apakah ada yang bikin resolusi untuk tahun 2024 ini? Apakah ada yang ragu-ragu, lalu tidak punya semangat untuk punya mimpi atau cita-cita yang hendak diraih di tahun ini?

Kita saat ini sedang berada dalam kondisi VUCA ... Waah apa itu VUCA? VUCA adalah singkatan dari volatile (tidak stabil), uncertain (tidak tentu), complex (komplek), ambiguous (ambigu). Artinya dunia tempat kita ini ada sedang mengalami perubahan yang sangat cepat dan tidak stabil. Ada banyak hal yang bisa tiba-tiba terjadi tanpa kita duga sebelumnya. Bisa jadi hari ini orang masih bekerja, tapi ternyata beberapa hari berikutnya mengalami pemutusan hubungan kerja karena ada perubahan global yang sangat cepat yang menyebabkan perusahaan mengambil keputusan tersebut. Bisa jadi hari ini orang bisa membeli beras atau bensin dengan harga murah, tapi hari-hari berikutnya ter-nyata barang-barang tersebut mengalami kenaikan harga yang tinggi. Belum lagi sakit penyakit yang kadang datang tiba-tiba tanpa diduga, dan lain sebagainya. Dunia kita selalu berubah dengan sangat cepat, yang kadang di luar dugaan kita.

Selain itu ada banyak faktor yang mempengaruhi seluruh hidup kita yang sulit kita kontrol. Itu terjadi karena hidup kita ini sesungguhnya terkoneksi/terhubung dengan dunia luar, dengan perekonomian global. Apa yang terjadi di negara lain bisa sangat berdampak di negara kita.

Belum lagi munculnya realitas dan kebenaran yang ambigu dan sangat subyektif yang seringkali menjadikan kita bingung. Apa yang tampaknya benar di dunia maya ternyata belum tentu benar dalam realitanya. Flexing atau pamer kekayaan terjadi di mana-mana meskipun kondisi riilnya bisa sangat berkebalikan. Orang merasa harus menunjukkan eksistensinya di dunia maya meski itu sangat kontras dengan realitanya. Dunia memang sedang berubah, juga dalam hal nilai-nilai dan prinsip-prinsip hidup. Banyak orang tidak lagi mengejar apa yang dibutuhkan, tetapi apa yang menjadi gengsi.

Dalam kondisi seperti itu, apa yang harus kita lakukan?

Saat ini kita mau belajar dari bangsa Israel kuno yang pada saat itu sedang berada dalam perjalanan di padang gurun menuju tanah perjanjian. Saat itu mereka berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Mereka mesti menghadapi orang-orang jahat yang menginginkan harta dan nyawa mereka. Mereka juga mesti menghadapi binatang buas yang mengancam jiwa mereka. Di saat-saat seperti itu mereka pun mesti mengalami berbagai ketidakpastian serta beragam kekuatan yang bermusuhan

Dalam kondisi seperti itu Allah berkenan menyatakan kasih-Nya kepada umat kesayangannya. Ia memerintahkan agar Harun dan anak-anaknya sebagai imam dan pelayan ibadah di Israel kuno menyampaikan rumusan berkat seperti yang tertulis dalam ayat 24-26 tatkala mereka memberkati orang Israel. Rumusan terse-but sangat cocok dengan apa yang dibutuhkan umat yang hidup berpindah-pindah di padang gurun pada saat itu. Mereka sangat membutuhkan penguatan dari Tuhan dalam bentuk berkat, perlindungan dan pertolongan Tuhan. Dan semua itu mesti secara lisan diucapkan/disampaikan kepada umat agar umat merasakan kedamaian, keamanan dan kebahagiaan, apa pun yang terjadi dalam hidup mereka.

Rumusan berkat tersebut dibuat dalam bentuk puisi dalam tiga pasang untaian kalimat yang indah: (1) Tuhan memberkati dan melindungi umat; (2) Tuhan menyinari umat dengan wajah-Nya dan memberi kasih karunia; (3) Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepada umat dan memberi damai sejahtera.

Dengan rumusan pertama, hendak dinyatakan bahwa Tuhan tidak hanya memberkati hidup umat (kita) seutuhnya (pribadi, keluarga, sandang, pangan, papan, pekerjaan, dll.), tetapi juga menjaga dan melindungi umat (kita) dari musuh atau orang-orang yang hendak mengganggu dan merusak hidup umat (kita).

Rumusan kedua hendak menyatakan bahwa Tuhan berkenan memalingkan wajah-Nya kepada umat (kita) dengan penuh kasih sayang, sangat peduli dan siap menolong umat (kita) apa pun kondisinya.

Wajah yang berpaling dengan penuh kasih itu mengingatkan kita kepada ayah/ibu/orang yang mengasihi kita yang sedang berpa-ling melihat kita dengan penuh kasih sayang. Lebih itu, wajah Tuhan yang berpaling kepada umat-Nya (kita) itu menyinarkan belas kasih ilahi yang penuh kuasa serta yang berkenan membe-rikan kasih karunia kepada umat (kita).

Sinar kasih Tuhan tersebut dipancarkan untuk memberikan ke-hangatan bagi umat (kita) yang mungkin sedang dalam masa hidup yang dingin, tiada berdaya. Ia menyinari umat (kita) yang mungkin sedang hidup dalam kegelapan agar kita dimampukan menyadari keadaan kita dan hidup dalam terang Tuhan.

Selain itu, Tuhan juga memberikan kasih karunia-Nya kepada setiap orang yang diberkati-Nya. Kasih karunia adalah sesuatu yang sangat umat (kita) butuhkan, yang Tuhan berikan dengan cuma-cuma dan tanpa syarat, untuk menolong umat (kita) dalam kondisi apa pun dalam hidup ini, baik suka maupun duka, gagal maupun sukses, sehingga kita tetap hidup dalam lingkaran kasih dan keselamatan anugerah-Nya.

Sedangkan rumusan ketiga mau menyampaikan bahwa Tuhan berkenan menghadapkan wajah-Nya kepada umat (kita) untuk memberikan damai sejahtera yang sangat dibutuhkan manusia. Damai sejahtera di sini adalah syalom yang berarti tidak hanya damai di hati dan dalam hidup bersama, tetapi juga sejahtera atau tidak berkekurangan. Melalui rumusan berkat itu Tuhan berkenan memberikan kedamaian dalam hati dan hidup umat (kita). Ia juga berkenan menganugerahkan kesejahteraan dan kecukupan kepada kita umatnya, apa pun pekerjaan, status sosial kita, dan kondisi kita. Asal kita mau hidup dan melangkah di dalam berkat-Nya maka semua yang baik akan Ia kerjakan dalam hidup kita, meski kadang realita yang kita jalani sedang tidak baik-baik saja. Berkat-berkat seperti itulah yang kita butuhkan ada di dalam hidup kita sepanjang tahun 2024 ini, di tengah ketidakpastian dan beragam persoalan yang mungkin Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kita.

Kata yang dipakai dalam tema kita saat ini sengaja tidak dipilih “Melangkah dengan berkat Tuhan“ tapi “Melangkah di dalam berkat Tuhan”. Karena kalau memakai kata “dengan” maka seakan berkat itu terpisah dari diri kita, berkat itu terkesan pasif atau sebagai alat saja. Tetapi dengan menggunakan istilah “di dalam“ maka kita hidup di dalam berkat itu. Berkat yang adalah dari Tuhan dan dalam kuasa Tuhan, dan kita mesti aktif berinteraksi di dalamnya. Itu semua karena kita adalah anak-anak Allah.

Galatia 4:7 mengatakan, “Jadi, kamu bukan lagi hamba melainkan anak; jikalau kamu anak, kamu juga ahli-ahli waris oleh perbuatan Allah“ (Terjemahan Baru Edisi 2). Melalui ayat ini kita diingatkan bahwa oleh karena karya penebusan dosa oleh Tuhan Yesus Kristus maka setiap orang yang percaya kepada- Nya mendapatkan status baru, yaitu sebagai anak Allah, tidak lagi sebagai hamba. Status ini menunjukkan kedekatan relasi dan sekaligus pewarisan karakter, juga pewarisan segala sesuatu terkait dengan relasi antara orangtua dan anak. Relasi orangtua dan anak yang normal adalah relasi yang sangat dekat, saling mengasihi dan saling mendukung. Relasi seperti itulah yang mesti terjadi antara Allah dan umat (kita) yang sudah ditebus-Nya.

Dari relasi yang sangat dekat tersebut maka akan tercipta pewarisan-pewarisan karakter ilahi seperti yang diteladankan Tuhan Yesus selama hidupnya. Kita mesti mewarisi perbuatan-perbuatan Allah yang kita wujudkan dalam hidup kita. Selain itu, status sebagai anak Allah mengindikasikan bahwa DNA atau “materi genetik yang diturunkan” dari Allah yang berupa Roh Kudus ada di dalam diri kita. Roh itulah yang mendatangkan kasih, keberanian dan ketertiban di dalam pikiran, hati dan perbuatan kita, bukan roh perbudakan dan ketakutan. Oleh Roh itu bisa berseru: “ya Abba, ya Bapa!” Ini adalah berkat tertinggi yang kita peroleh dari Allah karena pengurbanan Yesus Kristus di kayu salib, yang kita butuhkan dalam hidup kita sepanjang tahun 2024 ini dan seterusnya.

Dalam kisah Natal kita melihat bagaimana seorang malaikat Tuhan datang kepada para gembala untuk memberitakan kabar sukacita. Lukas 2:9 menulis, “Lalu berdirilah seorang malaikat Tuhan di dekat mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar meliputi mereka ....” Selanjutnya, setelah malaikat itu selesai berkata-kata maka sejumlah besar bala tentara surga memuji Allah, katanya, “Kemuliaan bagi Allah di tempat Yang Maha Tinggi dan damai sejahtera di bumi diantara manusia yang berkenan kepada-Nya” (ay. 14).

Dari ayat-ayat tersebut kita melihat rumusan berkat yang pernah disampaikan di dalam Kitab Bilangan 6:24-26 juga tampak dalam kisah Natal tersebut. Rumusan berkat itu juga tampak di dalam salam yang disampaikan malaikat Gabriel kepada Maria. Lukas 1:28 menulis, “Salam hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.“

Dari dua kisah Natal tersebut kita bisa belajar dua hal: Pertama, karena kehadiran malaikat Tuhan dengan berkat yang Ia sampai-kan kepada para gembala maka para gembala tersebut tidak lagi mengalami ketakutan. Mereka mempunyai semangat untuk pergi melihat bayi Yesus demi membuktikan apa yang malaikat katakan. Hasilnya, mereka sungguh mendapati sesuai dengan apa yang mereka dengar dari malaikat (ay. 20). Oleh sebab itu, mereka pulang dengan penuh sukacita, memuji, memuliakan Allah. Ini menunjukkan bahwa ada dampak yang dahsyat yang muncul dari perjumpaan antara manusia dengan para malaikat yang diutus oleh Allah. Ada dampak sangat positif yang dihasil-kan ketika berkat itu disampaikan kepada manusia (kita).

Kedua, kita bisa belajar dari Maria, yaitu bagaimana ia mampu menyimpan di dalam hatinya semua misteri yang mesti ia jalani dan merenungkannya (ay. 19). Itu semua bisa terjadi karena Maria sudah diperlengkapi oleh Allah dengan segala karunia yang ia butuhkan agar mampu mengemban amanat mulia untuk melahirkan Yesus Kristus Sang Juruselamat. Hal tersebut nyata dari apa yang disampaikan malaikat Gabriel tadi, “Salam hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau“ (ay. 20).

Kata “karunia” dalam ayat tersebut bukan omong kosong atau sekadar pemanis salam. Kata tersebut sungguh merupakan pernyataan kasih karunia Allah kepada Maria. Itu adalah sesuatu yang dianugerahkan Allah kepada Maria, sesuatu yang sangat dibutuhkan Maria dalam mengemban pengutusan dari Allah. Dari dua kesaksian tersebut, kita diingatkan bahwa Tuhan akan mengaruniakan kepada kita segala sesuatu yang kita butuhkan agar kita mampu menanggung apa pun yang Tuhan ijinkan ada atau terjadi dalam hidup kita. Kita membutuhkan berkat Tuhan di dalam menjalani hidup yang diwarnai ketidakpastian ini. Di dalam berkat Tuhan itulah kita mesti melangkah setapak demi setapak, hari demi hari, minggu demi minggu, dan bulan demi bulan di dalam berkat Tuhan karena berkat Tuhan itu adalah sumber kekuatan kita. Amin.

kebaktian, kebaktian online, live streaming, gereja kristen jawa, gkj, gkj baki, gereja kristen jawa baki, baki, sukoharjo, gkj klasis sukoharjo, klasis sukoharjo, klasis, sinode gkj, sinode