(0271) 625546

gkjbaki@gmail.com

Renungan Umum

20 November 2023

renungan Umum, Berhala dalam diri, Vik. Hizkia Fredo V., S.Si., M.Fil., gereja kristen jawa, gkj, gkj baki, gereja kristen jawa baki, baki, sukoharjo, gkj klasis sukoharjo, klasis sukoharjo, klasis, sinode gkj, sinode

Berhala dalam diri

Bacaan Alkitab :

  • Kisah Para Rasul 17: 22 - 30

Bahan Renungan :

Terhitung setelah Minggu Paskah ke VI ini kita menyambut masa penghayatan Pentakosta. Sebagaimana satu hal yang khas dalam ajaran iman GKJ, masa penghayatan Pentakosta adalah momentum dan cara gereja untuk menghantarkan umat mendalami simpul-simpul ajaran tentang kelanjutan karya penyelamatan Allah pasca peristiwa Salib. Maka, rangkaian perenungan pada momentum masa penghayatan pentakosta ini sedikit banyak berfokus pada pemaknaan akan karya Allah yang teraktualisasi dalam pernyertaan Roh Kudus dalam perjalanan hidup gereja dan orang beriman. Dalam wawasan tersebut, pembacaan terhadap perikop kita kali ini menjadi menarik. Sebab penyertaan Roh Kudus dalam karya penginjilan yang dilakukan Paulus terungkap juga dalam kecerdikannya ketika berhadapan dengan masalah berhala.

Sudah sejak ratusan tahun sebelum Paulus sampai di Atena, orang-orang di sana sudah memuja dewa-dewa atau tuhan-tuhan yang sangat banyak. Setiap orang bebas memilih dewa yang dipercaya dan hendak disembahnya. Maka, ketika pertama datang ke Atena, Paulus dikagetkan dengan fakta bahwa ada banyak simbol dan patung yang menunjukkan dewa-dewa yang disembah masyarakat Atena. Bagi Paulus yang lahir dalam tradisi Yahudi, hal itu adalah suatu kesalahan. Sebab bagi orang Yahudi menyimbolkan atau membangun patung Allah adalah sesuatu yang dilarang. Apalagi patung dan simbol itu banyak jumlahnya. Karena dalam tradisi Yahudi hanya ada satu Allah, yang mana Allah itu tidak bisa disimbolkan, digambarkan, diwujudkan dalam rupa tertentu, bahkan disebut namanya saja tidak dibenarkan.

Mungkin bila saja kita berandai-andai Paulus hidup di masa kini apakah yang akan dilakukannya, jika melihat bahwa umat di masa kini hidup begitu dekat dengan berhala. Tidak perlu jauh-jauh pada praktik penyembahan patung, karena berhala-berhala bagi manusia di masa kini melekat erat dalam dirinya. Coba saja lihat ke dalam diri manusia. Berhala yang paling berbahaya itu ada di dalam diri manusia, yaitu kehendaknya. Dengan kehendaknya manusia bisa menjadi seperti Allah. Karena jika kehendak manusia tidak bisa dikendalikan, ia menjadi serakah, suka menyakiti dan menghakimi.

Di situlah penting untuk merengungkan kata-kata Paulus ketika mengingatkan bahwa Allah yang benar justru adalah Allah yang tidak dikenal. Berhala itu ada karena manusia merasa bisa menentukan dan mengatur Allah sesuka hatinya, bahkan dengan kehendaknya sendiri manusia merasa bisa mendikte Allah. Berhala itu ada karena manusia hanya mengutamakan kehendak dan kemauannya saja. Dalam kesadaran bahwa kita tidak pernah bisa mengetahui Allah, kita didorong untuk terus belajar lebih mengenal tujuan Allah, bukannya menjadi allahngnya ini.

renungan Umum, Berhala dalam diri, Vik. Hizkia Fredo V., S.Si., M.Fil., gereja kristen jawa, gkj, gkj baki, gereja kristen jawa baki, baki, sukoharjo, gkj klasis sukoharjo, klasis sukoharjo, klasis, sinode gkj, sinode

Penulis Renungan

Vik. Hizkia Fredo V., S.Si., M.Fil.

kebaktian, kebaktian online, live streaming, gereja kristen jawa, gkj, gkj baki, gereja kristen jawa baki, baki, sukoharjo, gkj klasis sukoharjo, klasis sukoharjo, klasis, sinode gkj, sinode